"Bhineka Tunggal Ika" sudah ditanamkan sejak daku Sekolah Dasar (SD). Tidak hanya sekedar ditanamkan tetapi juga di inject pemahaman dari semboyan tersebut yang memiliki arti Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu. Semboyan ini digunakan oleh pendiri bangsa untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Pada saat daku usia sekolah (SD/SMP/SMU) pengenalan terhadap Pancasila dan butir-butir P4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) di era 90-an begitu kuat. Reformasi memang memberi dampak positif terhadap berbagai aspek kehidupan dan kebebasan berpendapat & berekspresi. Tetapi sejak reformasi tahun 1998 berlalu, banyak individu melihat kebebasan berpendapat & berekspresi dapat dilakukan melampaui batas norma.
Indonesia terancam dalam kondisi yang jauh lebih buruk kedepannya dalam menghormati perbedaan. Untuk itu diperlukan peran semua pihak dalam menumbuhkan "hormati perbedaan". Semoga kedepannya dapat diperkuat kembali seperti era sebelum Reformasi. Kita sebagai warga sebaiknya menjaga Indonesia, jangan mau di adu domba.
Pengingat ini disampaikan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis yang memiliki ide untuk menggelar silahturahmi sekaligus Buka Bersama (Bukber) di bulan Ramadhan dengan melibatkan Tokoh Lintas Agama, Wartawan, Netizen (Blogger, Infuencer, Social Media Euthuastic, dll) yang dikemas dalam nuansa Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu). Kegiatan ini berlangsung di lantai 1 Gedung Promoter, Mapolda Metro Jaya, Rabu (6/6/2018).
Kapolda Metro Jaya dalam sambutan yang dibacakan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Purwadi menyampaikan "Buka bersama kali ini sebagai momentum yang bermanfaat untuk menjalin sinergi dan kesolidan antara Polda Metro Jaya dengan wartaman dan netizen. Upaya bersama ini cara untuk menciptakan situasi kamtibnas yang aman dan kondusif. Selaras dengan itu Polda Metro Jaya mengundang tokoh lintas agama untuk bersama-sama berkomitmen dan bersatu menjaga NKRI dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika didalam memelihara kemajemukan bangsa Indonesia." tegas Wakapolda Metro Jaya.
Lanjut Wakapolda Metro Jaya dengan hadirnya tokoh lintas agama ini, ia berharap ini akan menjadi contoh pengikat Kebhinnekaan. Tanpa memandang suku, ras, agama dan pandangan. Apalagi bangsa ini memasuki tahun politik dari pemilu kepala daerah dan pemilihan Presiden, maka akan terjadi perbedaan pandangan dan pilihan, tetapi jangan sampai mengganggu dan berdampak kepada persatuan dan kesatuan bangsa.
Tugas pokok yang diamanatkan kepada POLRI tidak akan berjalan baik tanpa ada dukungan dan kerjasama dari seluruh komponen masyarakat khususnya dari tokoh lintas agama, wartawan dan netizen. Oleh karena itu kerjasama yang telah terjalin perlu dipertahankan demi keutuhan bangsa Indonesia yang majemuk.
Bagaimana kita menghargai perbedaan amatlah penting, karenanya merupakan sebagai modal kita sebagai bangsa untuk mengisi masa depan pembangunan bangsa ini dan menyonsong era yang lebih maju lagi.
Kapolda yang diwakili Wakapolda Metro jaya mengucapkan terima kasih dan apresiasi dapat bersilahturahmi secara langsung dengan para tokoh lintas agama, wartawan dan netizen terpilih yang mampu memberi sumbangsih dengan membangkitkan citra POLRI di masyarakat. Untuk itu Polda Metro Jaya bersama lima pemuka dari lima agama bersama-sama menyampaikan komitmen untuk menjaga keberagaman NKRI.
Tokoh lintas agama yang hadir dari lima agama (Islam, Kristen, Katholik, Hindu & Budha) yaitu Ustad Muhammad Ali, Pendeta Datulon Sembiring, Biksu Syailendra Virya, Romo RD Aloysius Tri Harjono, dan Pedande / Gede Nyenengin. Kelima pemuka agama ini saling berdampingan menunjukkan bahwa beda memang fitrah (hukum alam) tetapi bukan membuat kita bermusuhan bahkan menjadi pemersatu. Sesuai kalam illahi Manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling mengenal.
Dalam kegiatan silahturahim ini Polda Metro Jaya memberikan santunan kepada anak yatim yang hadir. Sebagai anak bangsa daku melihat ini secara positif dan menggambarkan masih banyak anak bangsa yang perlu dibantu. Daripada kita menyebarkan kebencian & hoax karena perbedaan, lebih baik diri kita membantu sesama yang membutuhkan.