Kalau daku ngobrol-ngobrol santai sama temen atau ngedengerin orang lagi ngomongin BBM yang mereka pakai, menurut daku itu pembahasan yang menarik. Pasti ada saja ngomongin duit dan nggak bisa tutup mata bahwa duit itu sangat berpengaruh. Tapi, BBM yang daku maksud bukan layanan pengirim pesan/massanger,melainkan mengenai Bahan Bakar Minyak (BBM).
Oke guys, daku taulah kalau namanya cowok, husband (pria beristri), bahkan anak kuliahan kalau ngomongin duit rada-rada males bahasnya. Ada yang tiap hari duitnya dijatah bini walaupun dia yang dapetin duit, anak kuliahan mikirin akhir bulan apakah nantinya ia bernasib makan pakai nasi sama kuah doang aja di warteg, dan ada pula cowok yang punya duit di dompet hanya bertahan nggak sampai akhir bulan ...... Miris...he..he....
Itulah dia problema para pria yang memiliki duit tiap bulan 1 koma 5 (tanggal satu dapet duit, tanggal lima koma) pastinya akan berpikir panjang untuk nguarin duit dari dompet. Berhematlah yang harus mereka lakukan. Tetapi untuk menghemat acapkali ada aja yang tidak menggunakan logika hanya memakai opini dan yang dilihat didepan mata lebih murah tetapi tidak menghitung secara akumulasi.
Begitu juga psikologi para pengguna kendaraan bermotor baik roda dua atau empat dalam pembelian BBM yang dijual oleh Pertamina. Produk Pertamina termurah saat ini yaitu Premium yang memiliki harga Rp 6.550 per liter. Sedangkan produk Pertamina lainnya Pertalite Rp 7.500 per liter, Pertamax Rp 8.250 per liter, Pertamax Turbo dari Rp 9.300 per liter dan Pertamax Racing dari Rp 44.500 per liter (ini harga di Jabodetabek yaaa...)
Kalau berdasarkan angka memang Premium lebih murah dibandingkan dengan produk petamina lainnya tetapi apakah kalau kalian hitung pengeluaran sebulan apakah akan sama !!!!
Sekitar seminggu yang lalu daku pernah nongkrong bareng di pojokan mushola, disindir sama temen-temen sekerja di RSKO Jakarta. "Lu ye Blogger Udik daku-daku'an yang ditulis kalau nggak travelling nulis produk teknologi, lifestyle, kesehatan yang pasti kayaknya Blogcomp. Sekali-kali bahas isu yang berkembang di masyarakatkayak Korupsi, First Travel atau BBM dwonk!" Waduh tertantang nih daku, kata yang tertanam dalam otak.
Daku sebagai blogger juga tidak bisa asal nulis dari hasil mendengar dan percaya kata orang tanpa data yang valid. Ngetest sendiri tanpa cara yang benar bisa jadi salah hasil juga. Karena tanpa tes dengan cara yang kurang benar tidak akan memberikan hasil data yang bisa dipertanggung-jawabkan pula.
Hasil pengujian komsumsi BBM
Gara-gara hal itu daku cobalah browsing ke media mainstream yang pernah menguji dan melakukan ujicoba komsumsi BBM produk Pertamina dari sisi penggunaan. Pastinya tes komsumsi BBM yang mereka lakukan lebih yahud daripada daku ngetes sendiri yang belum tentu benar.
Pada bulan Juli 2016 sebuah artikel yang diterbitkan oleh tribunnews.com (beritanya di sini) melakukan ujicoba komsumsi BBM. Media mainstream ini menguji konsumsi BBM menggunakan Toyota Avanza keluaran 2011 bertransmisi otomatis. Pengetesan menggunakan tangki khusus yang di isi bahan bakar sebanyak 2 liter mengunakan Premium, Pertalite dan Pertamax.
Kecepatan kendaraan ini dipatok konstan pada 100 kpj disesuaikan dengan perjalanan jarak-jauh Jakarta - Yogyakarta (550 Km). Prosedur pengetesannya, setelah tangki khusus tersebut diisi bahan bakar, Avanza di gas sampai mogok dengan kecepatan konstan yang sudah ditentukan. Ternyata dari hasil pengujian didapatkan konsumsi BBM untuk Premium 11 Km/liter, Pertalite 13 km/liter sedangkan Pertamax 14 Km/liter.
Nah, daku juga mendapatkan media mainstream lain yang melakukan pengujian komsumsi BBM, kebetulan yang mengkhususkan membahas otomotif yaitu Otomania yang merupakan bagian dari Kompas Gramedia Group. Nah, Otomania menguji komsumsi BBM dengan kendaraan roda 4 yang berbeda yakni Datsun Go+. ( Beritanya di sini)