Untuk mengatasi permasalahan banyaknya masyarakat mencandu narkoba & peredaran narkoba maka pemerintah membentuk Badan Narkotika Nasional di tahun 2002.
Bahkan Presiden Joko Widodo telah menetapkan Indonesia Darurat Narkoba pada tahun pertama beliau menjabat dan tidak hanya ucapan politik tetapi dengan aksi. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah pengguna narkoba di Indonesia hingga November 2015 mencapai 5,9 juta orang. Kurang lebih 22 persen dari total pengguna narkoba tersebut adalah anak dan remaja usia sekolah.
Bagi saya yang berkerja di unit rehabilitasi narkoba, hasil informasi dari klien menunjukkan banyak faktor yang menyebabkan mereka mengunakan narkoba. Bisa karena masalah keluarga, gaya hidup, pertemanan yang tidak sehat, hubungan pekerjaan yang lingkungannya terdapat pecandu, stres, lingkungan tempat bergaul, dan lain-lain. Jadi tidak hanya satu faktor saja yang memengaruhi masalah tersebut.
Ada beberapa tips agar Kamu tidak terjerumus narkoba, yaitu:
- Persiapkan mental untuk menolak jika ada yang secara terang-terangan menawarkan zat terlarang tersebut. Berawal dari dalam diri, untuk hal seperti ini sudah tidak bisa lagi kata 'boleh' dan "oke". Ewoh-pekoweh dalam budaya jawa ketika berhadapan dengan masalah penyalahgunaan narkoba haruslah dihindari.
- Belajar berkata "tidak" bila ada yang menawarkan narkoba. Siapkan alasan yang dapat dipakai dan alihkan pembicaraan jika Kamu disudutkan. Namun bila yang menawarkan memaksa, maka segera tinggalkan tempat tersebut. Tinggalkan atau kau mati dengan penderitaan itu yang harus ditanamkan dalam diri bila kita ikut bergabung. Karena kita tidak pernah tau kita akan bisa lepas dari kecanduan atau tidak.
- Carilah teman yang memiliki pergaulan yang sehat. Apabila Kamu tidak dapat memengaruhi teman-teman pecandu untuk berhenti menggunakan narkoba, sebaiknya hindari mereka. Sama seperti pepatah bila kita berteman dengan penjual minyak wangi maka kita akan menerima bau'nya.
- Dapatkan informasi mengenai bahaya narkoba dari orang atau lembaga yang kredibel. Berdasarkan hasil survei dari Mastel di tahun 2017, 41.2 % informasi kesehatan ternyata Hoax.
- Lakukan kegiatan yang positif untuk menolong kamu menjadi lebih mandiri, sehat, percaya diri, dapat menyalurkan hobi, serta berprestasi. Carilah kegiatan atau aktivitas yang mampu memberi adrenalin untuk menyehatkan tubuh.
- Mencari teman share feeling yang tepat ketika kamu memiliki masalah dalam hidup. Jangan disimpan sendiri, yang nantinya akan menimbulkan stres dan tekanan psikologis. Problem utama pecandu yang berasal dari tekanan hidup yakni tidak memiliki teman sharing yang membantu nya kondisi yang membuat dirinya menyerah.
- Kurangi persepsi negatif tentang diri sendiri dengan cara mengubah kesalahan berpikir dan keyakinan diri yang keliru. Jauhkan pikiran apabila kita menggunakan zat terlarang akan menghilangkan problema dan tidak menyusahkan keluarga.
- Kendalikan tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan melakukan aktivitas spiritual, misalnya ke tempat ibadah, berdoa, dan berkumpul membahas kerohanian.
- Milikilah cita-cita dalam hidup, sehingga hidup Kamu lebih terarah.
Kontak pertama individu dengan narkoba dimulai dengan bereksperimen mencoba obat-obatan terlarang dalam situasi pergaulan teman sebaya atau lingkungan pergaulan. Berdasarkan yang daku lihat di unit rehabilitasi menunjukkan bahwa orang yang mulai bereksperimen pada usia muda memiliki kesempatan lebih tinggi mengidap kecanduan di kemudian hari. Kebanyakan individu ini mulai menyalahgunakan setidaknya satu zat sebelum menjadi pecandu dengan banyak zat.
Sangat sulit bagi yang sudah kecanduan narkoba untuk mengetahui kalau mereka telah melewati garis tersebut. Ketika mereka sudah menjadi pecandu, apa yang mereka lakukan dianggap oleh diri mereka bukan hal yang salah. Nah, ini sulitnya ketika mereka akan melepaskan diri dari kecanduan zat terlarang tersebut.
Untuk mendeteksi apakah orang-orang terdekat kita menggunakan narkoba adalah kita dapat melihat wujud fisik mereka. Namun, banyak tanda dan gejala penyalahgunaan zat terlarang memiliki karakteristik yang serupa, dengan tipikal perilaku remaja pada umumnya. Banyak pula tanda dan gejala penyalahgunaan yang mirip dengan masalah kesehatan mental, misalnya depresi atau gangguan kecemasan.
Apabila diri kita merasa bahwa keluarga kita mengalami perubahan prilaku negatif sebaiknya konsultasikan ke dokter. Bisa jadi diri'nya sudah menjadi pengguna atau mengalami masalah kesehatan jiwa. Apabila kita melihat teenegers yang tadinya ceria lalu menjadi penyendiri dan menutup diri dikamar atau berlama-lama di kamar mandi mungkin ini sudah "lampu kuning". Untuk itu, lebih baik mencegah daripada mengobati ya,
----ooo000ooo-----
Salam Hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto