Lihat ke Halaman Asli

Andri Mastiyanto

TERVERIFIKASI

Penyuluh Kesehatan

Suara Indonesia, Menegaskan Kembali Kompas TV Merupakan TV News

Diperbarui: 31 Januari 2016   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Deskripsi : Suara Indonesia I Sumber Foto : Kompas TV"][/caption]

 

Masih belita bisa dibilang begitu, Kompas TV beranjak berumur 4 (empat) tahun dan 9 september 2016 akan melepaskan dari kata Balita . Di usianya yang masih lucu-lucunya, Kompas TV menegaskan kembali sebagai televisi berita dan informasi. KOMPASTV adalah sebuah perusahaan media yang menyajikan konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yang diusung, KOMPASTV mengemas program tayangan news, adventure & knowledge, serta entertainment yang mengedepankan kualitas.

KOMPASTV sebagai content provider memiliki cakupan diberbagai kota di Indonesia: Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan Makassar. Jumlah kota tiap tahunnya terus bertambah hingga kini KOMPASTV dapat dinikmati di lebih dari 100 kota dan dapat dinikmati oleh 200 juta penduduk di seluruh Indonesia. Selain itu, KOMPASTV juga dapat dinikmati melalui streaming di www.kompas.tv/live serta melalui berbagai televisi berbayar, termasuk di antaranya, K-VISION.

[caption caption="Deskripsi : Pergelaran Suara Indonesia I Sumber Foto : Andri M"]

[/caption]

Penegasan ini diwujudkan dengan pergelaran acara yang bertajuk Suara Indonesia, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (28/1/2016). Acara ini disiarkan langsung pukul 19.30-21.30. Memaknai penegasan ini, Kompas TV  mengambil slogan, "Suara Indonesia". Hal ini diwujudkan dengan memberikan penghargaan bagi mereka yang telah membuka jalan, menorehkan tinta emas serta membawa perubahan bagi Indonesia. Beberapa tokoh yang dianggap layak mendapatkan penghargaan terbut adalah mantan petinju Ellyas Pical, grup komedian yang jaya ditahun 80 s/d 90an Warkop DKI, jurnalis senior Sumita Tobing, dan penyanyi keroncong legendaris Waljinah.

Ellyas Pical begitu diingat publik Indonesia karena prestasinya sebagai juara dunia kelas bantam yunior IBF, dan petinju pertama yang membuat lagu Indonesia Raya dinyanyikan di kancah pertinjuan internasional. Elly biasa panggilannya merupakan petinju kelahiran Ullath, Saparua, Maluku Tengah, 24 Maret 1960.  Elly menggeluti olahraga tinju sejak berusia 13 tahun dan mulai menyukai olahraga tinju sejak menonton aksi legenda tinju Muhammad Ali berlaga di ring tinju dunia.  Pukulan hook dan uppercut kirinya yang cepat dan keras, sehingga dijuluki "The Exocet"yang mengacu pada rudal Perancis saat Perang Malvinas yang bergejolak pada masa Ellyas Pical masih aktif bertinju.

Nasib pahlawan bangsa ini ironis, begitu melepas sarung tinju, tidak ada yang mengingatnya sebagai salah satu pejuang bangsa didunia olahraga. Elly harus menyambung hidup sebagai petugas satpam, bahkan sempat terjerat narkoba pada 2005. Ellyas Pical menjadi pengingat bagi negara dan masyarakat agar peduli kepada para pendobrak dan pemberi tinta emas bagi bangsa yang memicu kelahiran bibit-bibit baru dibidangnya masing-masing.

Selain Ellyas Pical yang berasal dari dunia tinju. KompasTV juga memberikan penghargaan kepada kelompok komedi Warkop DKI.  kelompok komedi ini yang dibentuk 5 (lima) mahasiswa, yaitu Nanu Mulyono (Nanu), Rudy Badil (Rudy), Wahjoe Sardono (Dono), Kasino Hadiwibowo (Kasino), dan Indrodjojo Kusumonegoro (Indro) pada era 1970-1980an. Pada awalnya grup ini bernama Warkop Prambors dan berubah menjadi Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro). Nama Prambors berasal dari salah satu program acara radio Prambors yang berisi lawakan  tidak hanya mengocok perut akan tetapi ada sisi kritis yang disampaikan kepada penguasa.

Warkop DKI yang terbentuk sejak tahun 1976 boleh disebut sebagai komedian serba bisa, melawak dengan cerdas, memiliki kemampuan musikal, dan acting. Puluhan judul film komedi mewarnai panggung hiburan Indonesia sejak 1979 hingga pertengahan tahun 1990an. Saat ini yang tersisa dari Warkop DKI hanya Indro, beliau yang mewakili ke dua patner menerima penghargaan dari Kompas TV. 

Selanjutnya yang mendapatkan penghargaan adalah ibu Sumita Tobing. Beliau adalah pelopor berdirinya beragam program berita televisi di Indonesia. Sumita menjadi perempuan pertama di Indonesia yang mendirikan program berita berbahasa Inggris di TVRI. Sumita membuka pintu bagi para jurnalis televisi di Indonesia untuk menyajikan format wawancara yang cepat, mendalam dan kritis bahkan acapkali memotong pembicaraan narasumber. Dibawah mentornya, muncul para jurnalis televisi yang mempuni bahkan beberapa sudah menjadi produser. Anak didiknya ini mampu memahami dan  menampilkan berita proporsional dan independen. Beliau membawa perubahan pada gaya pemberitaan televisi, tapi juga membentuk sebuah pondasi pemberitaan TV Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline