[caption caption="Simbol Kota Semarang "Sam Po Kong" / Foto : Andri M"][/caption]
Beberapa orang yang berpetualang / travelling masih menganggap sama antara cost sharing travelling dengan backpacker, padahal itu berbeda. Cost sharing yang dikenal dengan sebutan patungan adalah biaya yang dibagi bersama dengan para traveller di group perjalanan dan tidak selalu sama rata, sedangkan backpacker adalah cara perjalanan yang menggunakan tas ransel dengan memperhatikan budjet yang seminimal mungkin dan perjalanan diatur dengan rencana matang serta tidak menyiksa diri. Backpacker tidak selalu cost sharing / patungan, karena backpacker dapat dilakukan secara solo / sendirian tanpa group / tanpa perjalanan berkelompok.
Berjalan dengan kelompok besar sekitar 59 orang dengan menggunakan bus pariwisata mungkin sebuah hal yang biasa kita lihat dan dengar, tetapi bagaimana apabila itu dengan sistem sharecost dan bergaya backpacker ?....itu yang terjadi hari jum'at tanggal 11 september 2015,dimana kami dari Komunitas Backpacker Jakarta melakukan kegiatan "City Tour Semarang". Peserta City Tour Semarang terdiri dari yang masih ABG s/d usia yang sudah tidak muda lagi.
Saya dapat ikut trip dalam City Tour Semarang karena hadiah doorprize dari kegiatan donor darah-Bakti Sosial Lintas Komunitas (Baskom) dan saya mengucap syukur karena NYA. Perjalanan dimulai malam hari pada hari jumat pukul 21.30 dari UKI cawang menuju Kota semarang. Pada saat perjalanan di meriahi dengan stand up comedy dari admin Rombongan dan peserta trip yang membuat perjalanan ini tidak menjenuhkan. Bahkan salah satu peserta City Tour Semarang yang bernama Bagus tidak tidur demi menemani supir bus agar tetap terjaga dalam perjalanan. Admin untuk rombongan City Tour Semarang yaitu: Edi M yamin, Ninuk, Aga dan di support oleh Hendrie, Elde dan Paijo.
Sebelum tiba di kota semarang, kami tiba di kota pekalongan pukul 04.20 wib bukan untuk mengekspolre kota tersebut tetapi untuk menjalankan ibadah sholat Subuh bagi umat Islam di salah satu masjid besar dan membersihkan diri serta menghangatkan tubuh sejenak dengan kopi + gorengan. Kemudian pukul 05.30 kami melanjutkan perjalanan ke kota Semarang dengan tujuan Simpang Lima terlebih dahulu.
Apa yang menjadi begitu menarik trip ke kota Semarang yang dikenal bersuhu panas pada saat musim kemarau ????......bagi saya berbagai budaya yang tumbuh di Kota Semarang yang merupakan Ibu Kota Jawa Tengah ini memberi pelajaran arti dari sebuah toleransi yang juga di ajarkan oleh agama saya ISLAM. Letaknya yang berbatas langsung dengan laut Jawa membuat kota yang berdiri pada 2 Mei 1547 ini banyak disinggahi dan menjadi pintu gerbang masuknya berbagai budaya di pulau Jawa. Di kota Semarang kita bisa menikmati berbagai peninggalan budaya Jawa, Arab, Tionghoa, dan Belanda.
Berbagai peninggalan tersebut kini menjadi obyek wisata di Semarang yang menarik minat saya. Yang tidak asing saya dengar tentu saja adalah Lawang Sewu, Kota Lama, dan Klenteng Sam Poo Kong. Bagi pecinta bangunan bersejarah Klenteng Sam Poo Kong merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho sedangkan Lawang Sewu semula merupakan kantor perusahaan salah satu maskapai Kereta Api jaman Belanda. Dinamakan Lawang Sewu karena bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar sehingga sering dianggap sebagai pintu oleh masyarakat kita. Sebenarnya jumlah pintunya tidak sampai seribu. Beberapa bangunan baru juga tidak lepas dari nilai-nilai luhur yang terus tumbuh di kota ini seperti Masjid Agung Jawa Tengah, gereja blendug dan Vihara Buddhagaya Watugong. Selain yang sudah disebutkan, kita juga dapat menyaksikan salah satu simbol kota seperti Simpang Lima dan Tugu Muda. Obyek-obyek wisata tersebut merupakan lokasi yang tepat untuk pecinta fotografi baik fotografi dengan kamera DSLR ataupun kamera ponsel.
Pada saat tiba di Simpang Lima hari sabtu tanggal 12.09.2015 pada pukul 08.15 wib yang pertama kali ingin saya coba adalah kulinernya. Disebrang taman atau mungkin bisa dibilang alun-alun terdapat deretan warung-warung makan dan souvenir kota Semarang, disana saya mencoba Mie Godok Jawa Sayap Ayam dengan harga Rp.10.000 satu porsi. Dari yang saya pernah saya rasakan di Jakarta dan Cikeas ternyata mie jawa di semarang memiliki textur mie lebih kecil, dan rasa yang tidak terlalu manis. Saya pun mencicipi tahu gimbal yang dipesan oleh teman seperjalanan paijo, mirip seperti ketoprak tetapi bumbu kacangnya terasa digoreng kering ditambah air yang diaduk sedangkan untuk sambal dan kecap, waaaaw untuk sambal ternyata terbilang sangat pedas dan yang unik adalah kecapnya terasa seperti gula jawa yang dicairkan. Pada hari kedua tiba di semarang yaitu hari minggu tanggal 13.05.2015, saya menyicipi makanan khas Semarang di warung bandeng Juana dijalan Pandanaran Semarang yaitu Ikan Bandeng tetapi bukan ikan utuh melainkan yang sudah di sajikan dalam bentuk Nasi Goreng Special Bandeng Pedas. Untuk rasa ya seperti nasi goreng yang biasa kita rasakan di pusat perbelanjaan bedanya ditambah suwiran ikan bandeng goreng.
Selain wisata kota dan kuliner, kami juga mengunjungi Ungaran untuk camping pada hari sabtu tanggal 12 September 2015. Lokasi camping di Ungaran tidak jauh dari pos mawar. Ungaran merupakan sebuah daerah yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Semarang sekaligus menjadi ibukota kabupaten tersebut. Tapi siapa sangka, nama daerah tersebut juga disandangkan pada sebuah gunung berketinggian 2.050 mdpl yang juga berada tak jauh dari pusat kota. Dari lokasi pos mawar kita dapat melihat pemandangan desa-desa disekitar ungaran dan objek wisata umbul sidomukti yang hijau royo-royo. Bagi yang ingin berkemah atau camping dilokasi ini sebaiknya menggunakan jaket yang cukup tebal, kaos kaki tebal, sarung tangan, dan sleeping bagi karena suhu udara sangat dingin di malam hari apalagi di musim kemarau. [caption caption="Umbol Sidomukti / Foto : Angga BPJ"] [/caption]
Objek wisata alam lain yang dikenal dengan wisata out bound-nya yang menantang dan memacu adrenalin, salah satunya yaitu flying fox dan susur jaring-jaring yang terhitung sangat ekstrim karena berada di atas jurang yang amat dalam yaitu Umbul Sidomukti. Objek wisata ini dibuat sedemikian rupa dengan segala pertimbangan termasuk penentuan lokasi yang tepat untuk menciptakan satu kawasan wisata yang lain dari yang lain, selain itu juga dilengkapi dengan wisata kuliner, kolam renang dan akomodasi yang juga asik tentunya karena udaranya yang sangat sejuk dengan pemandangan yang menawan. Pada saat ke Umbul Sidomukti, kami harus berjalan kaki sekitar 2 (dua) km mengikuti jalan raya tetapi namanya jiwa muda saya terpancing oleh hendrie yang menerobos ladang ilalang untuk mempersingkat waktu.
Trip semarang ini begitu berkesan bukan karena gratisnya untuk saya tetapi penuh keceriaan, baik dari pemberangkatan sampai pulang. Pada saat malam hari saat camping di ungaran diadakan acara perkenalan bagi teman-teman yang baru bergabung dengan trip Backpacker jakarta dan itu penuh tawa. Terlihat beberapa orang memang berjiwa kebersamaan ada yang masih malu-malu dan membentuk kelompok kecil, tetapi itu wajar dan alamiah. Trip semarang memperlihatkan kita bagaimana kota ini ini adalah kota multi kultur dan mengajarkan toleransi beragama...... I love this trip.....