Lihat ke Halaman Asli

Nandita Sulandari

Jurnalis Independen

Masker Politik Serang Jokowi

Diperbarui: 30 Oktober 2015   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pimpinan DPR Menggunakan Masker Untuk Serang Opini Negatif Ke Pemerintah (Sumber Foto : Kompas) "][/caption]Politik Saling Serang terjadi lagi di DPR, pihak oposisi yang menguasai Parlemen secara demonstratif memasang masker, pesan politisnya adalah “Pemerintah Gagal Melakukan Penanganan Asap”. Sementara di pihak Pemerintah, belum mau mengeluarkan “data-data siapa pembakar hutan”. Politik saling serang ini memanas di dua kubu bukannya tanpa sebab.

Koalisi Merah Putih, sudah lama mempersiapkan persiapan asap sebagai “senjata serang” kepada Pemerintahan Jokowi, mereka menggunakan dramatisir media soal asap. Namun serangan itu dibawa ke titik “blur” nya oleh pihak Jokowi dengan menyiapkan satu tim khusus pencari fakta siapa yang membakar hutan. Data data pembakar hutan ini juga sempat buat gentar pihak lawan pemerintah, kalau mereka masih kurang ajar pada Pemerintahan, tak pelak lagi data dibuka dan akan terungkap siapa pemain pembakaran hutan.

Di pihak oposisi operasi serangan dan strategi serangan banyak dibicarakan di Hotel Dharmawangsa dan Bakrie Tower, isu-nya mereka akan mempermainkan politik asap untuk menutupi rencana sebenarnya yaitu : “Politik tawar menawar Anggaran 2016”.

Di kubu Pemerintahpun tak kalah lihai, mereka tarik dulu politik anggaran 2016, lalu membuka sidang Pansus Pelindo. Tapi ada kabar juga Pansus Pelindo II “mulai masuk angin” karena PKS cenderung akan membela “terdakwa dalam kasus Pelindo II”. Pihak Istana juga sudah mendapatkan data-data siapa pembakar hutan, lewat orang dekat Istana juga ditiupkan isu bahwa hutan sengaja dibakar.

Apakah politik masker ini masih berlanjut? Ataukah cepat terbang bersama angin, seperti kasus kasus sebelumnya..........Entahlah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline