Lihat ke Halaman Asli

Perputaran waktu.

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan waktu sebenar nya, hanyalah memutar. Dan yang dulu pernah terjadipasti akan terulang kembali, di masa depan yang akan datang.Coba lah kita tengok di dalam sejarah kehidupan dahulu. Di mana di zaman Nabi,dulu sewaktu nabi Nuh di selamatkan oleh Tuhan, dan kaum yang jahat, telah di musnah kan. Maka di dalam ceritanya, hidup terasa damai, semua orang ingat akan Tuhan. Tapi apa, semakin hari mereka pun semakin lupa, dan semakin hari mereka pun semakin membuat kejahatan.

Hingga akhir nya Tuhan pun, mengutus seorang Nabi lagi. Untuk meluruskan umat nya yang dulu suci. Dan begitu terus dan terus hingga muncul lah seorang Nabi terakhir. Yaitu Nabi kita Muhamad, perjuangan Nabi muhamad yang di mana di tulis di dalam kisah 25 Nabi, sangat menyakit kan dan penuh dengan perjuangan. Dengan kegigihan Nabi Muhamad SWA, akhir nya Ia pun di akui oleh umat nya. dan hidup pun terjalin damai sejahtera.

Tapi Nabi Muhamad telah berlalu, kini Ia telah tiada. Hidup saat ini, telah sangat lama dengan kehidupan Nabi dulu. Jika kita menengok ke belakang, mungkin kah sebenar nyamanusia saat ini sudah seharus nya mendapat bimbingan seorang Nabi baru.

Karena bukan kah saat ini, orang baik hampir hilang. Dan orang baik saat ini selalu ingin di musnah kan dan selalu di musuhi. Dan kebanyakan sekarang, orang yang sering ke mesjid hanya buat topeng atas perbuatan nya. nggk seperti di zaman dulu, orang ke mesjid suci dengan tujuan tulus nya, ingin menyembah Tuhan.

Gi mana nggk kebanyakan sekarang, masjid di buat untuk mojok. Terkadang anak mudah sholat di masjid, hanya ingin ketemu ma pasangan nya. nggk cuman itu, sering nya setelah sholat. Mereka datang ke pesta, dan disana mereka pun bermabuk-mabukan.

mungkin kah. . .?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline