Lihat ke Halaman Asli

Apakah “Dilema Keamanan/Security Dilemma” Masih Ada pada Saat Ini?

Diperbarui: 6 September 2016   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: securitydilemmas.blogspot.com

Dilema keamanan / security dilemma, sebagaimana kita tahu, adalah suatu keadaan / tindakan yang dilakukan oleh suatu negara untuk meningkatkan keamanan negaranya dengan cara meningkatkan pertahanan atau dengan cara membentuk aliansi dengan negara lain sebagaimana dilakukan oleh negara tetangganya, karena perasaan “khawatir” akan keamanan negaranya sendiri.

Menurut John H. Herz sendiri, dilema keamanan atau “security dilemma”dalam Hubungan Internasional adalah “gagasan struktural di mana upaya-upaya yang diambil oleh sebuah negara untuk menjaga kebutuhan keamanannya sendiri, terlepas dari apapun niatnya, cenderung memicu ketidaknyamanan bagi negara-negara lainnya, terutama negara yang berada di sekitarnya, karena masing-masing negara (yang mengambil tindakan tersebut) menganggap bahwa tindakan yang diambilnya hanyalah bersifat defensif dan tindakan yang diambil negara lain bersifat mengancam. (Disunting dari Wikipedia, 29/08/2016, 22.55 WIB)

Dilema keamanan yang paling terkenal terjadi pada Perang Dunia I, dimana negara-negara di Eropa terpaksa membentuk aliansi-aliansi untuk mengimbangi aliansi-aliansi “tetangga-tetangganya”. Negara-negara di Eropa merasa tidak aman dengan adanya aliansi-aliansi ini. Padahal, aliansi-aliansi itu dibuat “mungkin” karena murni adanya kerjasama antar suatu negara dengan negara lain dengan tujuan tertentu. Mereka terpaksa berperang untuk menyudahi rasa khawatir mereka, walaupun mereka tidak menginginkannya. Dilema keamanan seperti itu terjadi pada abad ke-19. Apakah pada saat ini, abad ke-20, dilema keamanan masih terjadi? Jawabannya adalah “ya”. Seperti yang terjadi antara Jepang dan Cina.

Jepang dan Cina terlibat sengketa kepulauan di Laut Cina Timur yang beberapa pekan ini terus memanas. Kepulauan itu diklaim Tokyo dengan nama Senkaku dan juga diklaim Beijing dengan nama Diaoyu. (Disunting dari Hadapi China Jepang Ingin 200F 15 Muat Rudal 2 Kali Lipat, 29/08/2016, 23.44 WIB)

[TOKYO] Kementerian Pertahanan (Kemhan) Jepang ingin menambah kemampuan 200 jet tempur F-15 miliknya agar bisa membawa rudal-rudal udara dua kali lipat lebih banyak. Upaya untuk meningkatkan kemampuan tempur itu dilakukan Jepang demi menghadapi kemungkinan konfrontasi dengan Pasukan Udara Tiongkok di wilayah sengketa pulau-pulau Laut China Timur (LCT). (Disunting dari Antisipasi Tiongkok Jepang Jet Tempur, 29/08/2016, 23.37 WIB)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga kajian strategis Center for Strategic and International Studies (CSIS), melaporkan, berdasarkan foto satelit terbaru Cina telah membangun hanggar pesawat di aset yang diakuinya di Laut Cina Selatan. Hanggar diperkirakan untuk menampung jet-jet tempur milik angkatan udara Cina. (Disunting dari Cina Bangun Hanggar di Laut Cina Selatan, 05/09/2016, 17.27 WIB)

Berdasarkan penggalan berita diatas, dapat disimpulkan bahwa dilema keamanan / security dilemma tidak akan pernah hilang dari dunia ini. Karena pada dasarnya manusia adalah mahluk yang egois dan sangat ambisius dalam mencapai sesuatu yang lebih besar. Manusia juga mahluk yang kompetitif yang mana adalah hulu dari konflik yang dapat memicu peperangan. Dilema keamanan tidak selamanya buruk. Dari ulasan diatas dapat dilihat bagaimana tiap-tiap negara yang “berdilema” berusaha meningkatkan kualitas keamanannya. Hal itu cukup kuat untuk memotivasi negara lain untuk ikut kedalam kompetisi. Tapi negara yang berkompetisi haruslah ingat bahwa peningkatan seperti ini mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit. Jangan sampai demi peningkatan keamanan berpengaruh buruk dalam perekonomian negara tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline