Pada 7 November 2019 Gue kembali melihat sesosok manusia kharismatik yang sedari dulu karya-karyanya turut menemani masa remaja. Rendra, semua orang Indonesia mengenalnya sebagai salah seorang penyair besar Indonesia. Gue kembali ketemu Rendra, lewat akun Instagram @maryamsupraba yang tak lain ada putri bungsunya. Saat itu, Meimei, sapaan akrab Maryam Supraba dalam Instagram-nya mengunggah foto Rendra, dengan caption "I Love You, Pa!"
7 November 1935 adalah hari di mana Rendra keluar dari rahim sang ibu, pekik tangis Bayi Rendra tersebut mungkin menjadi awal dari pekik teriakannya yang menghujam tiran dan ketidakadilan.
Gue sendiri patut berbangga hati, sebab pernah beberapa kali bertatap muka secara langsung dengan Rendra. Beberapa kali terlibat langsung dalam beberapa workshop yang menghadirkan Rendra sebagai pembicaranya.
Sebab itu, saat gerimis membumi di Jumat sore pada 8 November 2019, di sebuah Warung Indomie di jalanan Pasar Palmerah, secara spontan Gue menuliskan sajak pendek untuk Rendra. Sebagai hadiah ulang tahunnya, selain Al Fatihah yang terlebih dahulu dikirimkan lewat angin yang menemani gerimis kala itu.
TENTANG RENDRA
Dalam sajak, dia menyihir
kata menjadi gairah
Dalam cerpen, dia menyusupkan
cinta dan daya hidup
Dalam lakon, dia adalah
panggung yang nyata