Lihat ke Halaman Asli

Rakhmasari Kurnianingtyas

Mencoba melukis cerita lewat aksara

Sibuknya Abang Kurir

Diperbarui: 7 April 2022   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kurir Online Shop (Foto: static-blogs.operacdn.com via Kompasiana.com)

Permisi paket...
Paket bu... Paket pak...

Bertubi-tubi dalam sehari teriakan kurir terdengar mengantarkan paket dari berbagai marketplace atau online shop. Tanggal cantik selalu ditunggu oleh para penikmat belanja online. Dari mulai 1.1, 2.2, 3.3 sampai 12.12. Bisa ditebak, volume paket yang harus diantar oleh para kurir pun akan meningkat tajam.

Fenomena belanja online sudah mulai menggeliat di Indonesia sejak tahun 2010-an. Dengan mulai maraknya marketplace yang membuka pelayanan toko online sehingga memudahkan orang untuk melakukan aktivitas jual beli tanpa harus keluar rumah.

Dengan modal handphone semua barang yang diinginkan bisa dibeli hanya dalam hitungan menit. Dan beberapa hari kemudian akan sampai di rumah. Apalagi ditunjang dengan layanan e-banking yang semakin memudahkan transaksi. Maka marketplace dan e-banking adalah duet maut yang sangat kompak memanjakan konsumen.

Segala pergerakan belanja online itu membuka peluang yang besar bagi perusahaan ekspedisi untuk ikut bersaing. Dengan volume transaksi yang semakin meningkat setiap harinya maka kehadiran para kurir juga menjadi bagian yang sangat penting.

Kurir adalah lini terakhir yang akan mengantarkan barang pesanan kepada pembeli. Pekerjaan yang memakan waktu dan tenaga yang cukup berat. Perjuangan mereka adalah perjuangan lahir batin. Kemampuan mereka menemukan alamat dan menjaga barang selamat sampai tujuan adalah yang utama.

Akan mempermudah pekerjaan jika yang tertera adalah alamat lengkap dan mudah ditemukan. Tapi dalam beberapa kasus, alamat tujuan seringkali menimbulkan masalah tersendiri bagi para kurir.

Misalnya pengalaman saya, paket nyasar entah kemana. Dalam aplikasi status pengantaran sudah sampai dan diterima. Padahal saya sebagai pembeli tidak merasa menerima. Tentu saja saya komplain. Apalagi barang yang saya beli lumayan berharga dari segi nominal.

Tapi jawaban dari penjual setelah melakukan konfirmasi kepada kurir adalah nomor rumah sudah sesuai dan pemilik rumah sudah keluar dan menerima. Tentu saja ini hanya satu kasus yang mungkin jarang terjadi.

Peristiwa semacam ini bisa terjadi karena ada nomor rumah yang sama. Bagi yang tinggal di perumahan, nomor rumah akan tertata rapi sepanjang jalan atau blok. Nomor yang berurutan memudahkan kurir untuk menemukan alamat dengan cepat dan tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline