Bulan Ramadan disambut semua orang dengan sukacita. Ibadah puasa sebulan penuh akan menjadi perjalanan spiritual yang berbeda-beda bagi setiap orang. Dengan pencapaian tahun lalu yang dijadikan patokan akan bagaimana tahun ini dijalani.
Yang tak bisa dilepaskan dari suasana Ramadan adalah hidangan di meja makan. Masing-masing keluarga kadang memiliki menu khusus yang tersaji setiap bulan puasa. Lalu siapakah aktor utama yang menyiapkannya? Tentu saja ibu..
Menyiapkan menu sudah menjadi tugas rutin ibu. Ibu adalah ahli gizi terhebat dalam keluarga. Dalam keseharian ibu sudah menjadi robot penyimpan resep yang tak terhitung jumlah dan jenisnya. Tinggal bagaimana mempraktekkan setiap resep di memori otak ibu.
Bagi ibu yang bekerja kantoran juga, eksekusi resep itu membutuhkan effort yang tak kalah besarnya dengan menyiapkan bahan rapat. Pola kerja yang sebagian masih Work From Home membuat aktivitas memasak di bulan puasa sangat membutuhkan manajemen waktu yang bagus.
Sebelum pandemi, memasak ala kadarnya atau bahkan membeli makanan siap saji untuk buka puasa seperti sudah biasa. Ada pembenaran karena seharian ibu bekerja di kantor dan tidak memiliki cukup waktu untuk memasak yang agak lengkap. Namun disaat bekerja dari rumah, bisa dipastikan semua ibu sama. Pikiran tentang masak apa nanti sore lebih mendominasi.
Ada seperti tuntutan batin yang mengharuskan ibu memasak karena seharian berada di rumah. Padahal pekerjaan kantor juga tidak berkurang di bulan Ramadan. Bahkan karena jam kerja menjadi lebih pendek, pekerjaan seperti berkejaran dengan waktu.
Maka tidak heran kalau wajah ibu suka blank sesaat di tengah menyelesaikan pekerjaan. Tiba-tiba ingat belum menurunkan ayam dari freezer buat digoreng nanti. Atau rapat sambil konsentrasi menunggu teriakan tukang sayur karena tomat habis. Bahkan di sela-sela mengejar deadline masih sempat berpikir bikin cemilan apa buat berbuka.
Masalah gizi seimbang sebenarnya tidak pernah diabaikan oleh semua ibu. Memberikan yang terbaik untuk keluarga adalah kebahagiaan ibu. Tapi kendala waktu lah yang membuat ibu tidak bisa bermanuver banyak di hari kerja. Akhirnya ya tumis dan sayur bening yang menjadi andalan. Dengan jenis sayur yang berbeda-beda biar kelihatan bervariasi walaupun rasanya sama.
Tapi itulah ibu. Dengan segala keterbatasan waktu selalu mencari rumus terbaik untuk diaplikasikan dalam rumah tangga. Segala ilmu food preparation dipraktekkan. Mengumpulkan resep-resep simpel dan enak sudah. Menonton youtube tentang tips dan triks memasak praktis juga ditelateni.
Apapun yang dihidangkan ibu di meja makan, itulah ungkapan kasih sayang yang terbaik. Di meja makan lah semua harapan ibu dimulai. Seluruh anggota keluarga berkumpul dalam keadaan sehat, menikmati makanan yang disiapkan dengan penuh cinta.
Bersyukurlah dengan apapun yang terhidang. Karena behind the scenes nya sangat menguras tenaga dan pikiran ibu.