Lihat ke Halaman Asli

Rakhmad Syarif

"Menjadi Seorang Guru Bukanlah Pekerjaan, Melainkan Sebuah Pengabdian"

Menanamkan Nilai-nilai Kebajikan dalam membentuk Keyakinan Kelas

Diperbarui: 20 Juli 2023   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menanamkan Nilai-nilai kebajikan dalam keyakinan kelas 

Oleh Rakhmad Syarif

Nilai kebajikan yang ditanamkan kepada peserta didik akan terus tumbuh dan berkembang layaknya bunga yang bermekaran ditaman. Pada pembelajaran Disiplin dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, kita telah mempelajari tentang nilai-nilai kebajikan yang dapat menjadi landasan kita dalam membuat suatu keyakinan sekolah atau menentukan visi dan misi atau tujuan dari sebuah institusi/sekolah.

Nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.  Nilai-nilai Kebajikan bahwa menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih memotivasi seseorang dari dalam. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna. 

Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan memahami arti sesungguhnya tentang peraturan-peraturan yang diberikan, apa nilai-nilai kebajikan dibalik peraturan tersebut, apa tujuan utamanya, dan menjadi tidak tertarik, atau takut sehingga hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan-peraturan yang mengatur mereka tanpa memahami tujuan mulianya.

Nilai-nilai kebajikan inilah yang akan menjadi dasar kita untuk menemukan sebuah keyakinan kelas agar bisa dijalankan dengan iklas dan menjadi rambu-rambu untuk bisa mengatur tingkah laku siswa, sesuai dengan nilai-nilai yang yang sudah disepakati. Adapun prosedur yang bisa dilaksankan seperti tertuang dalam modul 1.4 bisa menjadi refrensi kita untuk bisa membuat sebuah keyakinan kelas yang didalamnya terdapat nilai-nilai kebajikan.

Langkah-langkah membentuk keyakinan kelas

  1. Mempersilakan warga sekolah atau murid-murid di sekolah/kelas untuk bercurah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di sekolah/kelas.
  2. Mencatat semua masukan-masukan para murid/warga sekolah di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas/warga sekolah bisa melihat hasil curah pendapat.
  3. Susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur 'Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas'. Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.
    Contoh:
    Kalimat negatif: Jangan berlari di kelas atau koridor.
    Kalimat positif: Berjalanlah di kelas atau koridor.
  4. Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Anda mungkin akan mendapati bahwa pernyataan yang tertulis di sana masih banyak yang berupa peraturan-peraturan. Selanjutnya, ajak warga sekolah/murid-murid untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang dituju dari peraturan tersebut. Contoh: Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah Tepat Waktu berada di bawah 1 'payung' yaitu keyakinan untuk 'Saling Menghormati' atau nilai kebajikan 'Hormat'. Keyakinan inilah yang dimasukkan dalam daftar untuk disepakati. Kegiatan ini juga merupakan pendalaman pemahaman bentuk peraturan ke keyakinan sekolah/kelas.
  5. Tinjau ulang Keyakinan Sekolah/Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah butir pernyataan keyakinan akan berkurang. Sebaiknya keyakinan sekolah/kelas tidak terlalu banyak, bisa berkisar antara 3-7 prinsip/keyakinan. Bilamana terlalu banyak, maka warga kelas akan sulit mengingatnya dan akibatnya sulit untuk dijalankan.
  6. Setelah keyakinan sekolah/kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan sekolah/kelas tersebut, termasuk guru dan semua warga/murid.
  7. Keyakinan Sekolah/Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas.

Demikianlah artikel ini semoga bisa menjadi penunjang kita untuk bahan refrensi membentuk sebuah keyakinan kelas agar dalam prosesnya mampu menemukan keyakinan kelas sesuai nilai-nilai kebajikan yang sudah ditentukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline