Lihat ke Halaman Asli

Rakha Mulia

prodi ekonomi dan bisnis

Tingkat Konsumsi Masyarakat Naik, Perekonomian Indonesia Membaik

Diperbarui: 22 Desember 2021   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

  Pada kuartal II-2021 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Konsumsi masyarakat atas dasar harga konstan sebesar RP1468,8trilliun. Nilai ini tumbuh sekitar 5,93% atau mencapai 6% jika dibanding dengan kuartal II-2020.

  Hal ini yang sebelumnya sudah diprediksi oleh Direktur Jendral Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim ia mengatakan, kalau akan adanya masa transisi pasca pandemi covid-19 yang dapat menekan tingkat konsumsi masyarakat, dan mengubah pola konsumsi dari tahun-tahun sebelumnya, perubahan pola konsumsi masyarakat ini juga berpengaruh dan berkaitan dengan perubahan sistem pemasaran, juga produksi pada industri makanan dan minuman. "Misalnya, di bidang pemasaran perlu dilakukan inovasi-inovasi dan juga pengembangan teknologi digital kepada produsen," imbuhnya. 

Dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat pasca pandemi yang semakn naik ini tentunya berdampak positif bagi perekonomian Indonesia, karena telah diketahui konsumsi masyarakat merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sekaligus sebagai indikator kesejahteraan, dan akan menentukan kualitas pembangunan manusia di Indonesia,pertubuhan ekonomi Indonesia selalu terjadi pertumbuhan positif, adanya dampak positif dari pola konsumsi masyarakat ini dapat menyelamatkan Indonesia dari resesi ekonomi.

Adanya konsumsi juga akan mendorong terjadinya produksi dan distribusi bahan pangan yang merata. Dengan demikian, akan menggerakan roda dan sistem perekonomian ke arah yang lebih baik. Kegiatan dari konsumsi juga dapat dilakukan oleh perusahaan, dan yang terpenting adalah konsumsi rumah tangga.

Jika dengan kenaikan tingkat konsumsi yang hampir mencapai 6% ini membawa dampak yang positif bagi perekonomian Indonesia, lalu bagaimana jika dampak konsumsi mencapai tingkat terendah yaitu 0% ? Rupanya hal ini juga sudah diantisipasi serta diprediksi oleh  Direktur Riset Center of Reform on Economic Indonesia yaitu Piter Abdulah, ia menerangkan konsumsi 0% artinya belanja masyarakat tidak ada peningkatan.

Dengan konsumsi rumah tangga 0%, menurut Piter akan menurunkan produksi dan  menyebabkan penyerapan tenaga kerja juga akan menurun. Jika pengangguran bertambah, maka kemiskinan juga akan bertambah, dan dapat menyebabkan resesi ekonomi bagi negara Indonesia. Dengan perbandingan dua keadaan tingkat konsumsi ini dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi yang rendah dapat  menyebabkan berbagai permasalahan perekonomian Indonesia, seperti : pengangguran yang dapat menyebabkan kemiskinan dan tingkat konsumsi yang tinggi dapat membangun perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.

Terdapat berbagai upaya untuk meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia, terkait hal itu kemenperin juga sudah memperkenalkan konsep industri 4.0 dalam pemasaran secara online. pada konsep ini diperkenalkan bahwa pemasaran sebelumnya dilakukan secara offline kini sudah beralih ke sistem pemasaran online, ini tentunya sangat memudahkan konsumen untuk berbelanja kebutuhan pangan sedangkan, Rochim juga menjelaskan bahwa sistem online dalam berbelanja ini bisa menekan tingkat interaksi antar manusia yang dapat meningkatkan kembali wabah Covid-19, inovasi dibidang produksi diperkenalkan dengan berbagai teknologi pangan olahan, seperti, bahan makanan beku  dan teknologi pegemasan lain yang membuat produk-produk lebih awet, dan produk yang dapat diolah dengan mudah dirumah serta masyarakat menjadi lebih praktis dalam mengolah makanan yang diperhatikan esensi gizi dan kandungan dalam olahan bahan pangan tersebut.

 Dengan adanya berbagai inovasi dari pemerintah terkait dengan konsumsi masyarakat, diharapkan agar perekonomian Indonesia semakin sembuh dan membaik dari sebelumnya, yang sempat memburuk karena adanya pandemi Covid-19.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline