Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Alur Berpikir Sinkronik dan Diakronik

Diperbarui: 10 September 2024   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pembahasan ini, kita akan membahas pengertian dari sinkronik dan diakronik serta contoh-contohnya menurut beberapa sumber yang kami dapat. Semoga makalah ini, terutama untuk para pembaca bisa memahami lebih dalam bagaimana alur berpikir sinkronik dan diakronik, dan bisa juga dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran yang kurang efektif adalah alasan banyaknya murid merasa kalau pelajaran sejarah hanya berfokus kepada menghafal peristiwa-peristiwa dan tanggalnya. Dan yang membuat murid-murid bosan adalah terlalu banyaknya informasi yang perlu dihafalkan dengan waktu yang tidak banyak, sehingga membuat murid-murid malas. Selain itu, hiburan di kelas tidak banyak, seperti topik pembelajaran melalui vidio atau situs online. Pembelajaran sejarah yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari murid, sehingga membuat pembelajaran terasa tidak penting. 

Menurut Vanya Karunia Mulia Putri, definisi dari kata sinkronik adalah konsep kita mempelajari sejarah yang bersifat historis dengan sangat luas. Beberapa ciri-ciri berpikirnya sinkronik adalah mempunyai sifat kajian yang lebih serius, fokus kepada satu peristiwa dengan waktu yang lama, tidak mempunyai konsep perbandingan, dan lain-lainnya. Pengertian sinkronik menurut para ahli adalah meluas dalam ruang tetapi sempit dalam waktu. Para ahli ini mengatakan bahwa konsep berpikir secara sinkronik itu adalah menganalisis suatu peristiwa pada intinya saja. Ciri-cirinya adalah bersifat horizontal dan cenderung lebih serius.

Definisi diakronik, diakronik adalah konsep kita mempelajari sejarah berdasarkan urutan kronologi atau waktu kejadian sejarah tersebut. Beberapa ciri-ciri berpikirnya diakronik adalah pembahasannya para peneliti dengan lebih luas, memiliki konsep perbandingan, dan bersifat historis. Dari riset mereka, diakronik adalah memanjang dalam waktu tetapi menyempit dalam ruang. Para ahli mengatakan bahwa konsep berpikir diakronik adalah dengan berpikir secara kronologis. Beberapa ciri-cirinya adalah bersifat vertikal, cakupan risetnya jauh lebih luas, dan memiliki konsep perbandingan. 

Simpulan dari kompasiana ini adalah, berpikir sinkronik fokus pada keadaan dan struktur pada titik waktu tertentu dan juga menyediakan gambaran lengkap tentang bagaimana elemen-elemen saling berhubungan dalam satu waktu. Tidak beda jauh dengan diakronik, diakronik fokus pada perubahan dan perkembangan sepanjang waktu. Menyediakan pemahaman tentang bagaimana elemen-elemen berkembang dan bagaimana perubahan historis mempengaruhi keadaan saat ini. Keduanya penting dalam analisis yang komprehensif. Berpikir sinkronik memberikan gambaran mendalam tentang keadaan pada satu waktu, sedangkan berpikir diakronik memberikan perspektif tentang evolusi dan perubahan dari waktu ke waktu. Kombinasi dari kedua pendekatan ini sering kali memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang fenomena yang dianalisis.

peyusunan laporan ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun dengan dukungan dan bimbingan yang sangat baik, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga ingin berterima kasih kepada guru pembimbing sekaligus guru mata pelajaran Sejarah Indonesia kami, Paiman, S.I.Pust., M.Pd., sudah bisa membantu kita sejauh ini dalam membimbing kita dan mendukung kami untuk melakukan dan menyelesaikan makalah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline