Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau yang tersebar dari Sabang,Nangroe Aceh Darussalam hingga Merauke,Papua, tidak heran jika bentang alam Indonesia cukup luas. Hal ini mengakibatkan adanya penyimpangan terhadap pembangunan yang merata untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Seperti yang kita ketahui pembangunan di Indonesia rata-rata terpusat di Pulau Jawa atau yang biasa disebut Java Centris,tentu saja hal ini menimbulkan protes baik dari masyarakat sendiri maupun dari beberapa jajaran pemerintahan.
Oleh sebab itu,dimasa pemerintahan Presiden Joko Widodo berupaya untuk membuat solusi agar pembanguna di Indonesia menjadi merata dengan cara yaitu memindahkan Ibukota Negara dari DKI Jakarta ke Pulau Kalimantan tepatnya di Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara,Kalimantan Timur, keputusan ini dibuat dan diresmikan oleh beliau pada senin,26 Agustus 2019.
Sejak saat itu muncul pro dan kota terkait pemindahan Ibukota baru ini,mungkin pemerintah telah memikirkan potensi yang ada dan siap menerima dampak yang akan terjadi di masa yang akan mendatang jika ibukota telah berpindah di Pulau Kalimantan.
Sebenarnya isu pemindahan ibukota ke kalimantan ini telah lama digagas dan diperbincangkan berbagai pihak,bahkan sejak jaman kepemimpinan Presiden pertama Indonesia Ir.Soekarno telah mengatakan bahwa ibukota sebaiknya pindah di Pulau Kalimantan tepatnya di Palangkaraya pada tahun 1957, begitu juga pada masa pemrintahan Presiden kedua Indonesia Soeharto yang menginginkan ibukota Indonesia pindah menuju Jonggol,Jawa Barat, namun semua gagasan itu entah bagaimana tidak pernah tercapai mungkin banyak masyarakat maupun pihak-pihak tertentu belum menyetujui pemindahan ibukota saat itu,hingga pada akhirnya di era pemerintahan Joko Widodo pemindahan ibukota terealisasikan.
Ada beberapa alasan yang menjadi acuan mengapa ibukota Indonesia harus pindah dan mengapa Pulau Kalimantan yang akhirnya dipilih.? Yang pertama,Ibukota saat ini Jakarta telah berada pada kondisi yang memprihatinkan baik dari segi kependudukan maupun lingkungan. Lingkungan di Jakarta saat ini merupakan salah satu wilayah Metropolitan paling berpolusi di dunia dan membahayakan aktivitas di dalamnya.
Polusi yan ditimbulkan akibat dari banyaknya populasi kendaraan bermotor di Jakarta, sekalipun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan sistem ganjil genap dan mengajak masyarakatnya untuk menggunakan moda transportasi massal tetap saja kualitas udara di Jakarta terlanjur memburuk.
Selain,kualitas udara Jakarta yang tidak bersahabat,juga daratan Jakarta yang dari tahun-ke tahun mengalami penurunan sekian centimeter dari permukaan laut,akibatnya apabila musim hujan tiba akan terjadi banjir rob di wilayah utara Jakarta dan banyaknya sungai yang meluap. Permasalahan lain yang dihadapi Jakarta yaitu padatnya penduduk ibukota, ini disebabkan karena setiap tahunnya banyak pendatang dari daerah lain yang datang menuju Jakarta untuk bekerja,apabila dibiarkan kondisi Jakarta tidak akan kondusif dengan padatnya penduduk disertai lingkungan yang tidak sehat.
Pada akhirnya dipilihlah Pulau Kalimantan dan tepatnya di Provinsi Kalimantan Timur, mengapa.? hasil kajian dan evaluasi yang telah dilakukan bahwasanya Kalimantan Timur memiliki resiko bencana yang minim ketimbang Provinsi lainnya di Indonseia dan Pulau Kalimantan tidak dilintasi oleh "ring of fire" sehingga tidak teradapat banyak gunung berapi. Serta lokasinya yang strategis karena letaknya berada di tengah-tengah Indonesia membuat pemerataan pembangunan infrastruktur yang dulunya terpusat di Pulau Jawa kini ditargetkan merata untuk seluruh Indonesia.
Lokasi kotanya berada di Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara yang berada di tengah-tengah wilayah perkotaan yang berkembang di kalimantan Timur yaitu Kota Samarinda dan Kota Balikpapan, dekat dengan akses transportasi seperti Bandara Sepinggan di Balikpapan dan Pelabuhan Semayan balikpapan, juga dekat dengan akses jalan tol yang menghubungkan Balikpapan-Samarinda sehingga nantinya jalur mobilitas di Ibukota baru dapat dikatakan lancar apalagi sebentar lagi Kalimantan Timur memiliki jaringan rel kereta trans kalimantan api yang saat ini masih dalam proses pembangunan oleh Kementrian Perhubungan dan PT.Kereta Api Indonesia yang diharapkanmenjadi moda transportasi andalan baru bagi calon ibukota dan masyarakat Kalimantan Timur.
Presiden Jokowi juga mengatakan pemindahan ibukota tidak semerta memindahkan seluruh kegiatan di Jakarta ke Kalimantan akan tetapi Jakarta tetap menjadi salah satu kota metropolitan dengan pusat bisnis, pusat perekonomian dan pusat perdagangan jasa yang masih bisa bersaing dalam skala nasional maupun internasional.