Lihat ke Halaman Asli

Rakha Pratama

Masyarakat sipil

Peperangan Asimetris (1) Mengungkap Strategi Tersembunyi

Diperbarui: 16 Maret 2024   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tulisan sebelumnya, sebagai langkah awal mengarungi suatu gagasan. Peperangan Asimetris bukanlah konsep yang mudah dipahami, tetapi sangat penting untuk kita mengerti karena dapat membuka pikiran dan konspirasi mengenai suuatu persoalan yang Unpredictable dalam  menyikapi suatu peperangan. Dalam memahami esensi peperangan ini, kita perlu menggali lebih dalam mengenai dimensi waktu, ruang, dan sumber daya yang menjadi landasan perencanan suatu Strategi.

Ketiga dimensi itu dapat dimanfaatkan sebagai instrumen fundamental dalam segala hal. Pertama dimensi waktu dalam peperangan asimetris mengacu pada perencanaan jangka panjang yang bertujuan untuk meruntuhkan sistem lawan secara perlahan namun pasti, dengan melakukan propaganda, infiltrasi, dan pembentukan opini publik. Kedua dimensi ruang mencakup lingkup geografis dan geopolitis dimana pertempuran terjadi. Hakikatnya ruang tidak hanya mencakup wilayah fisik, tetapi juga domain virtual seperti internet dan media sosial, sebagai sarana taktik point pertama yang dilakukan. Ketiga dimensi sumber daya untuk menjelaskan mengenai dimensi ini, maka kita terlebih dahulu menjabarkan Sumber Daya terbagi menjadi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Buatan (SDB) serta Sarana Prasarana sebagai alat untuk melancarkan skema Point Pertama dan Kedua. 

Pihak yang terlibat dalam peperangan asimetris menggunakan sumber daya ini sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka, baik itu untuk menghancurkan lawan atau memperkuat posisi mereka sendiri. Penting untuk memahami bahwa untuk mengatasi peperangan asimetris, kita perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana hal tersebut dapat terjadi tanpa diketahui oleh objek yang diserang. Segala tindakan dapat dilakukan tanpa terikat oleh aturan-aturan yang biasanya mengatur.

Menghadapi tantangan peperangan asimetris, penting bagi sebuah negara untuk memiliki strategi yang komprehensif d;am mencakup semua dimensi ini. Mulai dari pengembangan sistem pertahanan yang adaptif hingga investasi dalam Pertahanan baik pada domain teknologi dan Sumber daya lainnya, setiap langkah harus diarahkan untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara dari ancaman yang datang dari segala arah. Indonesia perlu memiliki para ahli yang memahami dengan baik strategi asimetris yang mungkin terjadi. Hasil analisis dari para ahli ini kemudian dapat digunakan sebagai landasan untuk menyusun kebijakan publik dan politik yang tepat.

Salah satu teori yang dikemukakan dalam buku Perang Asimetris & Skema Penjajahan Gaya Baru sebagai buku primer dalam memahami Perang asimetris adalah adanya skema penyerangan secara asimetris dengan pola Isu-Tema-Skema (ITS). Penyerangan ini bertujuan untuk melemahkan sistem pemerintah, mengubah ideologi suatu bangsa, serta merusak atau menguasai Sumber Daya Alam (SDA) dengan menciptakan ketergantungan pada energi atau pangan sebagai komoditas utama dari masyarakat.

Dalam prakteknya, semua lembaga negara dan pemerintah harus  bersinergi,  integrasi, holistik dengan koordinasi khusus untuk menghadapi serangan asimetris dari state aktor atau non-state aktor bahkan keduanya bisa berkerjasama. Hal ini karena serangan asimetris tidak hanya berdampak pada aspek militer, tetapi juga melibatkan seluruh dari kedaulatan suatu Negara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline