Lihat ke Halaman Asli

sekar A

pemimpi

4 Tipe Kepribadian Manusia Berdasarkan Pengamatan Saya

Diperbarui: 9 November 2020   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( sumber : Unsplash photo by Alexandre Chambon)

Manusia dilahirkan dengan berbagai macam karakter. Hal ini melahirkan keberagaman di berbagai belah bumi. Kita ditakdirkan tidak sama, sekalipun orang kembar. Karakter manusia tergantung bawaan dari orangtua dan lingkungan sekitar.

Selama hidup, ada banyak sekali karakter manusia yang saya temui. Mau itu baik ataupun buruk, semuanya memberikan kesan yang berbeda-beda. Mulai dari sifat, cara berkomunikasi, dan lenggak-lenggok ketika berjalan semuanya bisa didasarkan dari tipe kepribadian. Walaupun manusia diciptakan dengan karakter yang berbeda, cabang ilmu psikologi masih bisa membagi beberapa tipe kepribadian manusia. Sebut saja MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), empat tipe kepribadian menurut hippocrates, ekstrovert vs introvert, bahkan ada tipe kepribadian berdasarkan zodiak. Banyak sekali, bukan. Akibat banyak karakter di muka bumi ini, cabang ilmu psikologi juga jadi banyak.

Namun, di sini saya akan menceritakan bagaimana saya menjalin pertemanan di 'empat tipe kepribadian manusia'.

1. Korelis

Menurut pengalaman pribadi saya, si ekstrovert ini kebanyakan berwajah jutek alias kurang ramah (walaupun tidak semua seperti itu). Tampil pede dan suka mengikuti trend. Mereka selalu memiliki cita-cita besar yang masih berkaitan dengan ke-pempipinan. Lingkar pertemanan mereka sangat luas. Sehingga banyak orang yang kenal dengan dia. Mereka mudah sekali membangun pertemanan.

Trending dan popularitas, adalah kata kunci kehidupan mereka. Dengan dua kata tersebut, mereka merasa benar-benar hidup. Sering kali mereka bepergian ke sana-kemari hanya sekedar hiburan. Mereka suka sekali dengan keramaian sekitar dan jalan-jalan yang dipadati pengendara. Tak heran jika kerjaan mereka hanya main keluar bersama teman-temannya.

Ada kamera dikit, foto, ada tempat ashtetic, foto. Mereka suka sekali di depan kamera. Seolah-olah kamera adalah benda wajib yang harus dimiliki. Kadang mereka suka sekali make-up agar cantik di sekeliling orang. Mereka sibuk memikirkan diri sendiri daripada orang lain.

Satu hal yang sulit mereka kendalikan adalah emosi. Ya, si korelis ini mudah terpancing emosi. Singgung dikit hatinya, marahnya bukan main. Kalaupun ada sesuatu yang tidak membuat mereka 'sreg' di hati, apapun caranya, mereka akan membuat sesuatu itu sesuai dengan tataan hati mereka. Kadang mereka keras kepala dan hanya mau mengikuti aturan diri sendiri.

Kelemahan akut si korelis ini adalah kritikan dan mudah sekali tersinggung. Apabila ada seseorang yang sengaja atau tanpa sengaja mengkritik tentang dirinya, si korelis ini akan merasa overthinking tentang kritikan tersebut. Ya, walaupun kritikan ringan, akibatnya akan berpengaruh berat bagi dia. Saya pernah menemui hal yang seperti ini.

"Aku malu tahu, aku ikut les bahasa Inggris, tapi si 'A' ngeritik aku gini "Ikut les mahal-mahal tapi gak bisa bahasa Inggris.". Ih ... gimana ya, kan aku malu." Kira-kira seperti itu lha ketika si korelis yang satu ini curhat ke saya. Ya, saya maklumi lha, kan dia baru ikut dua minggu. Ya wajar belum bisa.

Soal gaya berbicara mereka. Kebanyakan korelis ini berkomunikasi agak sedikit 'Ngegas' ke lawan bicaranya. Walaupun tidak bermaksud kasar, terkadang mereka sengaja tak sengaja akan meninggikan volume suara mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline