Calung merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat dan menjadi ciri khas budaya Sunda yang selama ini ada dan bertahan di sana. Sering kali orang menganggap sama antara Calung dengan Angklung, pada dasarnya alat musik ini sama-sama terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapatmenghasilkan nada-nada harmonis, bedanya adalah pada cara memainkannya. Kalau Angklung dimainkan dengan cara digetarkan atau digoyang-goyangkan, sedangkan Calung dimainkan dengan cara dipukul. Calung terbuat dari bambu hitam yang memang khusus digunakan untuk membuat calung, karena suara yang dihasilkan akan lebih baik bila menggunakan jenis bambu ini.
Di Kampung Pasirmuncang Desa Cinanggela Kecamatan Pacet, Masjid Jamie Al-Ikhlas (Yayasan Nurul Musthofa Al-Qur'Ani) memperingati Kenaikan Kelas dan Wisuda Raudhatul Athfal. Selain pengisi acara dan keseniannya yang sangat islami, namun ada juga Drama Cilik, kesenian tradisi Calung (alat musik bambu) dan Longser dari RRHusni Management yang ikut serta memeriahkan acara itu.
Disela-sela acara itu, kami juga ngobrol santai dengan Ketua Calung (Mang Otang) dan Ketua Umum RRHusni Management (Raden Husni K.H) "Calung mah bade di acara naon wae ge bebas asal positif, ulah ninggal pedah di masjid. Kapungkur ge para Wali nyebarkeun Agama teh lewat seni jeung budaya tradisi" (Tutur Raden Husni K.H).
Ini patut di contoh, kebanyakan orang sekarang sudah melupakan alat buhun/tradisional dan beralih ke alat modern.
"Alat buhun ge moal eleh ku alat nu modern, alat buhun mah ukur satipe. Teu siga alat modern loba tipe, conto na gitar. Gitar teh loba merk jeung loba tipe, ngaran mah angger we gitar" (Tutur Mang Otang).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H