Pertanian adalah hal yang sangat penting untuk memasok kebutuhan pangan. Karena tanpa adanya pangan manusia akan mati kelaparan. Lalu apa yang harus dikhawatirkan? Apa yang akan terjadi dengan pangan di masa depan? Pada abad ke 18 seornag ahli Ekonomi asal Inggris, Thomas Robert Malthus mengemukakan teori yang sangat menggemparkan dunia, teori yang dikenal sebagai Teori Maltus yang menjelaskan bahwa pertubuhan penduduk akan lebih cepat dari pada pangan itu sendiri.
Teori ini juga menjelaskan bahwa suatu saat nanti harga pangan akan semakin mahal karena jumlah penduduk yang semakin banyak tidak diimbangi dengan ketersedian pangan yang ada di bumi.
Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk akan mengikuti deret ukur (1,2,4,8,16,32,64,128,256 dan seterusnya) sedangkan tumbuhan mengikuti deret (1,3,5,7,9,11,13,15,17 dan seterusnya)
Hasil penelitiannya ini adalah hal yang melatar belakangi Revolusi Hijau dunia. Revolusi Hijau menjadi proyek untuk meningkatkan jumlah produksi pangan di negara negara dunia. Munculnya berbagai pencarian bibit unggul dan pengendalian jumlah penduduk dilakukan atas penelitian teori ini.
Teori ini berhubungan dengan permasalahan pokok ekonomi, yang menjelaskan bahwa masalah pokok perekonomian adalah kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Jika dilihat minat penduduk akan pekerjaan sektor primer semakin berkurang, maka hal ini menyebabkan kurangnya hasil produksi pangan. Sementara penduduk jumlahnya semakin banyak. Maka apa yang dimuat dalam Teori Malthus akan menjadi konkret, karena harga pangan akan menjadi sangat mahal dengan semakin banyaknya pertumbuhan penduduk. Bahkan bisa jadi penduduk dunia akan menderita kelaparan karena hal ini.
Maka dari itu tingkatkan niat untuk bekerja di bidang primer, agar pangan tidak cepat langka dan tentunya jaga kelestarian alam. Pikirkan lebih matang tentang hal hal yang menyebabkan banyaknya penduduk yang disebabkan oleh diri kita sendiri. Banyak upaya telah dilakukan oleh negara negara di dunia, tinggal dari diri kita sendiri yang menentukan akan hal ini.
-Raka Putra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H