Lihat ke Halaman Asli

Raka Prastya Bagus Jati Kusuma

Guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 45 Surabaya

Pesatnya Perkembangan Teknologi LMS Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar Online pada Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 6 Desember 2022   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sudah 1 tahun 5 bulan berlalu sejak pertama kali digaungkan pelaksanaan untuk pembelajaran Daring di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Sejak pertama kali pandemic Covid-19 mewabah, pada tanggal 16 Maret 2020 seluruh siswa dan guru harus melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah. 

Rasanya waktu yang cukup lama jika diingat-ingat, bagaimana kacau dan carut-marutnya kegiatan pembelajaran di awal-awal masa pandemi. Siswa, Guru, maupun Sekolah banyak yang belum terbiasa dengan pembelajaran online atau dalam jaringan (daring). 

Seakan-akan semua pihak dipaksa untuk mampu dan mau bersahabat dengan gawai sertai teknologi terbaru. Siswa yang datang dari latar belakang keluarga kalangan ekonomi menengah ke bawah menjerit, karena keterbatasan dana untuk memiliki gawai dan juga dana untuk kuota internet. Siswa dari latar belakang keluarga kalangan ekonomi menengah keatas pun mulai harus membiasakan diri untuk pembelajaran daring dan tatap maya. 

Para tenaga pengajar atau guru yang sudah terbilang tidak muda tergagap-gagap dengan pesatnya fitur dan tuntutan teknologi pembelajaran yang harus dikuasai. Hingga akhirnya pada 3 bulan pertama pandemi, pembelajaran daring pun hanyalah sebuah formalitas belaka. Ujian Nasional Tahun pelajaran 2019-2020 yang seyogyanya sebagai UN terakhir pun dibatalkan, dan hanya melaksanakan Ujian Sekolah sebagai salah satu syarat kelulusan.

Ironis rasanya, jika kita kembali ke masa-masa itu. Namun perubahan yang cepat harus segera dilakukan di setiap daerah. Pada awal tahun ajaran 2020-2021, kota-kota besar mulai melakukan inovasi-inovasi pembelajaran daring yang menarik dan menyenangkan. Salah satunya penyedia layanan platform video conference digital, yaitu Zoom dan Google mulai menjadi popular. 

Zoom Meeting sempat menjadi platform Video Conference terbesar saat itu, dengan peningakatan hingga jutaan pengguna perharinya di seluruh dunia. Google yang merupakan salah satu Perusahaan Digital terbesar di dunia juga sudah memiliki Learning Management System (LMS) yang terstruktur dan mulai membangun banyak fitur serta melengkapinya. 

Dalam Platform Google banyak tersedia fitur untuk Kelas Online (Google Classroom), Google Meet untuk Video Conferense (Tatap Maya), Google Form untuk membuat formulir serta penugasan daring, Google Docs, Google Sheet, Google Slides, dan lain sebagainya. 

Berbagai fitur menarik itulah yang akhirnya mempermudah kinerja para tenaga pendidik dan guru di tanah air untuk melakukan kegiatan belajar dan mengajar. Para siswa dan orang tua pun juga cukup familiar dan mudah dalam menggunakan aplikasi Google tersebut. Sistem antarmuka (user interface) yang ringan dan mudah dipahami oleh semua kalangan, membuat Google menjadi semakin tenar dan banyak digunakan.

Tidak ingin kalah bersaing, salah satu perusahaan besar seperti Microsoft juga mulai gencar mempromosikan Microsoft Teams Learning Management System (LMS) yang diklaim lengkap, ringan, dan user friendly. Di dalamnya sudah termasuk Kelas Online Microsoft Teams, dengan berbagai keunggulan yang mirip dengan Google Classroom. 

Ada Juga Teams Meeting untuk melakukan panggilan video untuk conference atau yang biasa disebut dengan vicon (tatap maya). Untuk penugasan Microsoft juga memiliki Office 365 yang didalamnya memiliki fitur Office form, Microsoft Sway, Document, Excel, Power Point, One Note, dan One drive sebagai media penyimpanan awan (cloud storage) untuk menyimpan berbagai file dokumen penunjang kerja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline