Lihat ke Halaman Asli

Mengetahui Sejarah Museum Gedung Fatahillah.

Diperbarui: 27 Desember 2022   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Asalamualaikum wr.wb di kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai cerita perjalanan Saya Ke Museum Fatahillah.

Saya Raka Nur Ramdhan Dari Kampus Unisma 

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Prodi Ilmu Pemerintahan.

Gedung ini dulunya adalah Balai Kota Batavia (dalam bahasa Belanda:
Stadhuis van Batavia), dibangun antara tahun 1707 dan 1710 atas perintah Gubernur Jenderal Joan van Hoorn. Bangunan ini mirip dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri dari bangunan utama dengan dua sayap di sisi timur dan barat serta paviliun yang berfungsi sebagai kantor, ruang sidang, dan ruang bawah tanah yang digunakan sebagai penjara. Ali Sadikin meresmikan gedung tersebut pada 30 Maret 1974 sebagai Museum Sejarah Jakarta

 

Sejarah Museum

Pada tahun 1937, Yayasan Oud Batavia mengajukan rencana untuk mendirikan museum sejarah Batavia, setelah itu yayasan tersebut membeli gudang milik Geo Wehry & Co., yang terletak di sebelah timur Kali Besar, tepatnya di Jl. Gerbang Besar Utara No. 27 (sekarang Museum Boneka) dan mengubahnya menjadi Museum Batavia Oud. Museum Batavia Lama dibuka untuk umum pada tahun 1939.

Pada masa kemerdekaan, museum ini menjadi Museum Kota Tua Jakarta di bawah LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan pada tahun 1968 "Museum Kota Tua Jakarta" diserahkan kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Gedung ini diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada 30 Maret 1974 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.

Sejak tahun 1999, guna meningkatkan penampilan dan tampilannya, Museum Sejarah Jakarta memutuskan untuk menjadikan museum ini tidak hanya sebagai tempat mengolah dan memajang artefak-artefak masa Batavia, tetapi juga menjadi tempat bagi seluruh masyarakat, baik Indonesia maupun. anak asing , untuk orang dewasa bahkan penyandang disabilitas, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat hiburan. Karena itulah Museum Sejarah Jakarta berusaha menyampaikan informasi tentang sejarah panjang kota Jakarta dari masa prasejarah hingga sekarang dalam bentuk yang lebih menyegarkan. Selain itu, melalui sistem pamerannya, Museum Sejarah Jakarta berusaha menghadirkan "Jakarta sebagai tempat pertemuan budaya" berbagai suku bangsa, baik di dalam maupun di luar Indonesia, serta seluruh sejarah kota Jakarta. Museum Sejarah Jakarta juga selalu berupaya menyelenggarakan kegiatan hiburan untuk menarik pengunjung ke Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya cagar budaya.

Museum ini menawarkan antara lain wisata sejarah Jakarta, replika peninggalan dari era Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, furnitur antik dari abad ke-17 hingga abad ke-19 yang mewakili campuran Eropa dan tradisi rakyat. Republik Tiongkok dan Indonesia. Ada juga prasasti tembikar, gerabah, dan batu. Koleksi-koleksi tersebut terdapat di beberapa ruangan seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung dan Ruang Batavia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline