Lihat ke Halaman Asli

Raka Fatiha

Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Desa yang Hilang

Diperbarui: 12 Oktober 2023   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nama ku joko umur 20 tahu, aku hidup di pedesaan yang jauh dari kota tapi kehidupan kami di sini tidak begitu buruk kami memiliki suber air bersih hasil panen yang melimpah dan juga ternak yang banyak walau energi listrik masih sulit sampai bahkan kami harus mengirim surat untuk berkomunikasi dengan dunia luar belum lagi edukasi, hal yang di ajarkan sekolah masih sangat terbatas bantuan dari pemerintah sangat membantu tetapi tidak cukup.

Hari ini akan ada perayan 17 agustus walau kami berasal dari daerah terpencil kami tidak lupa dari mana asal kita, jadi aku dan beberapa teman ku menjadi relawan untuk membantu acara ini.

"Joko! Ayo kita potong pohon"
Kata teman ku namanya santo dia orang baik dan sangat bersemangat soal 17 agustus ini, memang jiwa nasionalismenya tinggi.

"ok ayo  aku sudah bawa golok nya nih, eh  ga minta bantuan ke yang lain?"

"udah kita berdua aja lama "

"eh tap-"Santo langsung menarik ku, dia ini terlalu bersemangat.

Ketika kami sampai di daerah persawahan dia melepaskan aku dan aku mulai berjalan mengikuti nya walau aku tahu akhir dari perjalanan ini.

"jok kamu semangat ga sama 17 agustus"

"ga juga sih orang tiap tahun kita rayain"

"ga boleh gitu jok kita harus bangga sama negara kita dan menghargai jasa pahlawan kita"

"iya iya, tuh kita udah sampai"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline