Lihat ke Halaman Asli

π€π‘π˜π€ ππ”πŒπˆ

ππ”πŒπˆ π‚πˆππ“π€, 𝐒𝐀𝐒𝐓𝐑𝐀, ππ”πˆπ’πˆ

Puisi Abadi

Diperbarui: 30 April 2024 Β  20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku belum sempat lagi mengaduk kopi

dari air hujan yang sering kita tunggu

bara api masih menyala di tungku

pena biru kita saling mengadu

coretan sajakmu penuhi buku kalbu

Tidak lagi kita sempat amati senja

dari tugu

hah, waktu kadang mengesalkan

puisi masih dikejar oleh rindu

apa benar kini kau sudah menyatu

tanpa lagi ada gelisah dagu nan meragu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline