Lihat ke Halaman Asli

π€π‘π˜π€ ππ”πŒπˆ

ππ”πŒπˆ π‚πˆππ“π€, 𝐒𝐀𝐒𝐓𝐑𝐀, ππ”πˆπ’πˆ

Gadis, Lubang Buaya dan Angkringan

Diperbarui: 30 April 2024 Β  14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku dikecam pertanyaan
hujatan keresahan
di tenda payung suatu bahasa

Dua orang duduk sambil memangku dagu
berbisik penjual kopi angkringan
pinggir jalan dekat persawahan
lubang buaya itu di mana
(sambil membenahi kerah baju)

Jalanan macet semua ambil posisi
terdepan, saling menghadap tantangan
waktu saling berlomba mencari jawaban
anak gadisnya mau dilamar
oleh chairil si pengangguran

Anakku masih perawan desa
bapaknya membela pembenaran stigma
lihat buah dada yang masih ranum
belum sampai tuan tanah membajak
apa kau siap menghadapi banyak tanya
kelak! rahimnya akan mencari makna

Kopi sudah diseduh
penjual angkringan sahut lagi
dengan rasa penasaran
sepulang dari ibadah kesiangan
"kapan Tuhan bikin event nasional,lagi"

Besoknya, lubang buaya berlubang kembali
tukang cuci pakaian ikut kelarisan
angkringan di pinggir sawah tidak buka
bukan sebab modalnya kebangkrutan
si gadis justru bertelanjang diri
dan chairil membuka kembali revolusi
lewat jalan-jalan puisi

2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline