Apa yang kautangkap dari turunnya hujan kemarin kar,
dingin senja yang membungkam
atau cita-cita yang kusam
surat dari rumah belum juga sampai di tanah merah.
Bangsa kita ini sudah ningrat kar
jadi untuk apa lagi mencari jatidiri
semua masih melarat.
Tutup saja pintu kulkas, matikan pendingin ac di Mahameru. Kita tidak butuh surga!
Dunia sudah dewasa, semua bebas saling ciuman. Sambil tangannya menerka-nerka isi celana. Kau tahu apa jawabnya;
" Siapa agama: presiden, raja, pemuka!"
Romo sudah menunggu sepi di dalam rumah,
menanti malaikat buatkan secangkir kopi.
Selir-selir telah kembali pulang
ke barisan ayat-ayat.
Masa kecil sungguh seni yang lucu kar,
akhirnya marhaen ajarkan kita untuk berdikari.
Keluarlah kar! lepaskan semua isi dalam jarikmu. Kau keliru dengan rok di bawah lutut.
Tidak apa-apa kar, tuhan sudah berdemokrasi sekarang. Turunkan jarikmu; kita sudah berbudidaya tanpa perlu ditatar tafsir.
Aku ini pelacur. Sankret yang telanjang di suara para pelancong
jangan ragu kar sebab cinta itu bermata-mata.
Isi celana selalu menjadi cerita turun-temurun,
hanya itu juga isi ransel biru yang tertinggal di alam bawah sadar kita kar.
CINTA CINTA CINTA
BUMI CINTA
MARET 2024