Lihat ke Halaman Asli

Panjul Juyul Kusumul_Opini 1: Melesat Melupakan Dendam..

Diperbarui: 24 Juli 2017   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di tengah-tengah perjalanan hidup kita, pasti akan ada perasaan  jenuh yang mendekap kita, merasa lelah dengan perjalan hidup ini.  Separuh perjalanan.
Sebetulnya ini juga sama seperti yang kami  rasakan. Pasti akan ada saat dimana kita merasa hidup kita ini  membosankan. Malas, jenuh. Seperti begini, kita rasa sudah banyak  melakukan hal dalam hidup kita, namun perasaan kososng itu masih saja  datang. Seolah everything we can do, just nothing. Ugh... Zleeb... !!  kira-kira begitu.

 Ya wajar, manusia kerap di datangi perasaan  seperti itu. Padahal, akan semakin buruk jika semakin merasakannya.  Bukan tidak ada yang berbuah atas usaha dan apapun yang kita lakukan.  Namun Tuhan sekiranya ingin kita untuk lebih bersabar dan semakin dalam  untuk berkaca pada diri sendiri. Stop, untuk menyalahkan keadaan atau  orang lain. Kita yang masih belum menjadi lebih baik. Seperti kami di  beberapa moment perjalanan hidup. Seringlah ya menyalahkan, dan mengeluh  ketika keadaan benar-benar mencekik.

 Kami tenggelam pada ruang  pribadi yang jauh di dalam hati kami. Sisi gelap di dalam hati kami. Ada  ruang kosong yang begitu gelap, isinya semua kebencian dan perasaan  tidak terima atas apa yang menimpa kami dan yang orang lain sudah  lakukan untuk kami, yang jelas itu menyakitkan.

 every day we just thinking.... abput pain.
 hmmm... begitu menyakitkan, kesal dan sebal semakin menebal di hati  ini. Sumpah, di posisi itu kami merasa menjadi seorang Sazuke yang  begitu ingin membunuh Itachi (-__-).

 Namun, adalah sebuah pesan  dari seseorang yang mengajarkan kami hal baru. Akhirnya kami bisa keluar  dari rasa jengkel tersebut. Layaknya membuka pintu yang setelah di buka  nampak pemandangan indah yang begitu luas.

 Janganlah terlalu larut dalam kesedihan, kekecewaan. Walau kiranya bersedih itu bisa menjadi obat hati sendiri.
 Jangan pula kita terlalu lama menunduk meratapi semua yang mengecawakan  di hidup ini, hingga kita tak sadari, selama itu sudah banyak muncul  pelangi.
Jangan suka menyalahkan orang lain, karena banyak kelalaian yang sebenarnya kita miliki sendiri.
Buka mata, buka wawasan, masih banyak hal menarik dan menyenangkan di luar sebegitu pedihnya kau meratapi kesedihan.
Sesungghunya, tidak ada penderitaan yang Tuhan hadirkan tanpa lahirnya kebahagiaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline