Menjalani hidup untuk memperkuat karakter terutama dalam beragama itu cukup sulit apalagi hidup di zaman generasi milenial. Sebenarnya sebagai generasi milenial, kita adalah generasi emas yang menjadi penerus dan tentunya memiliki potensi bagi bangkitnya islam. Namun, dalam kenyataan nya generasi milenial kebanyakan lemah dalam segi beragama bahkan lupa akan tuhan karena sibuk mengejar nikmatnya dunia. Islam adalah agama yang memberi solusi, dan Nabi Muhammad adalah contoh figur yang pembawa solusi tersebut. Sebagai generasi muslim yang hidup di era milenial, bukan berarti kita harus meninggalkan nilai-nilai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW karena apa yang telah diajarkan itu masih sangat relevan.
Era milenial ini bagaimana anak muda mau meneladani, role model nya saja artis-artis yang berseliwuran di media sosial. Punya role model atau idola itu boleh saja asalkan kita jangan sampai salah memilih role model karena secara tidak disadari bisa berpengaruh dan memberi dampak yang begitu besar bagi hidup kita. Al Quran dalam surat Al-Qalam: 4 menjelaskan kalau role model terbaik bagi umat muslim adalah Nabi Muhammad SAW. Kita semua pasti tau ada banyak sekali perilaku teladan Nabi Muhammad SAW yang bisa dicontoh dan diaplikasikan oleh generasi milenial dalam kehidupan sehari-hari. Tidak perlu dari contoh dalam skala besar, hal-hal yang dianggap kecil juga bisa kita tiru dari keteladanan Nabi Muhammad SAW.
Adapun contoh kecilnya yang pertama berbicara dengan tutur bahasa yang baik. Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah mengucapkan kata-kata yang kasar sekalipun ucapan yang ditujukan kepada orang-orang yang membencinya. justru Nabi Muhammad SAW berdoa untuk orang-orang yang menyakitinya berubah menjadi baik. Berbeda dengan generasi milenial yang selalu terselip kata-kata kasar setiap kali berbicara. Apalagi kalau dibenci, sudah pasti semua kata-kata kasar dilontarkan yang jika dibiarkan maka akan semakin jadi. Awalnya hanya bercanda malah menjadi masalah serius. Bukan berarti kita tidak boleh bercanda, justru Nabi Muhammad SAW sering bergurau dengan sahabat-sahabat nya. Nah, balik lagi bercanda atau bergurau itu ada batasan dan sewajarnya ibarat minuman manis jika diberi gula kebanyakan malah membuat tidak enak minuman tersebut.
Selalu bersyukur juga bisa kita contoh dari keteladanan Nabi Muhammad SAW. Peran orangtua juga penting sekali mendidik anaknya dari kecil untuk terbiasa hidup sederhana seperti makan secukupnya, Berpakaian seadanya, tidak meminjam barang teman karna kita tidak punya atau punya kita jelek, dan tidak perlu iri sampai ikut-ikutan ketika melihat teman punya barang ini itu. Anak muda zaman sekarang memiliki tingkat gengsi yang tinggi. Demi terlihat keren dan mau ikut-ikutan, mereka sampai menyulitkan orangtua tanpa memikirkan kondisinya. Perlu diingat, seejelek apapun bentuknya, yang penting kepunyaan kita sendiri. cukup kita syukuri dengan apa yang kita punya. Dengan rasa bersyukur dan cukup membuat kita hidup dengan tenang tanpa membandingkan orang lain
Siapa yang pernah berbohong ke orangtua nya? bukan rahasia lagi sekarang khususnya orang yang hidup dizaman milenial sering berbohong dan mengganggap itu hal sepele padahal kita semua harus berkata jujur dan apa adanya. Semua orang pasti tidak suka dibohongi, Nabi Muhammad SAW juga tidak pernah berbohong karena memiliki salah satu sifat terpuji yaitu jujur dan dapat dipercaya. Katakan lah yang sebenar-benarnya walaupun itu menyakitkan, jangan sesekali berbohong bahkan sampai merusak kepercayaan seseorang karena kepercayaan seseorang sulit didapatkan dan tidak bisa dibeli. Jangan takut untuk mengatakan hal jujur, justru takut kepada sang pencipta karena sudah berbohong. Stop menormalisasikan berbohong dalam hal sekecil apapun karna bisa menjadi boomerang untuk kita sendiri di kemudian hari
Dan yang paling penting dan harus kita teladani adalah rajin beribadah. Senikmat apapun dunia jangan pernah lupa untuk kembali pada yang maha kuasa. Manusia itu hanya sementara seperti yang pernah diterangkan dalam materi agama islam, manusia itu makhluk terlemah sekaligus makhluk tersombong. Manusia tidak ada apa-apanya tapi dengan berani dia menyombongkan diri dan lupa untuk kembali ke tuhannya. Kita hidup itu tujuannya pasti kembali lagi pada tuhannya. Mulailah belajar mendalami agama dan ingat kepada sang pencipta. Luangkan sejenak untuk hal-hal ringan seperti sholat lima waktu dan ngaji. Tenang saja, waktu yang digunakan untuk beribadah tidak akan sia-sia dan tidak akan menghabiskan nikmat masa muda mu.
Masih banyak lagi keteladanan Nabi Muhammad SAW yang bisa kita contoh. Mulai lah berubah dari hal sekecil debu yang kemudian meningkat ke skala yang lebih besar. Kalau bukan kita sebagai penerus siapa lagi yang akan mewarisi karakter dan membangkitkan agama islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H