Lihat ke Halaman Asli

Sakitkah Engkau? Diobati Dong...

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Merujuk pada berita pada media news-online:
http://id.berita.yahoo.com/para-donatur-curiga-sejak-awal-kekejaman-pemilik-panti-075810655.html
http://id.berita.yahoo.com/wawan-memaki-saat-menyeret-sisca-yofie-224809780.html
http://id.berita.yahoo.com/pengakuan-sutan-bathoegana-soal-ibas-di-skk-migas-225626430.html

Apakah masyarakat kita sedang sakit? Tempat yang semestinya digunakan untuk merawat anak-anak terlantar justru 'diperlakukan semena-mena' berdasar laporan salah satu anak yang menjadi korban. Ada lagi kasus 'perampokan yang berujung kematian' tanpa perasaan dan cenderung sadis. Dan saat ini sedang 'hot-hotnya' berita kasus SKK Migas yang cenderung akan semakin menyeret banyak pihak, khususnya, dalam lingkaran selebritas pejabat publik/pemerintahan.

Secara medik, apabila badan sakit maka disarankan segera berobat dengan tujuan untuk mendapat penanganan medik dan klinik secara tepat; dimana pada akhirnya akan menerima sejumlah resep obat untuk diasupi agar penyakit yang diderita segera sembuh. Bila masyarakat kita memang sedang sakit, pertanyaannya mengapa tidak diobati. Apakah menunggu hingga penyakit menjadi kronik, bahkan akut? Penyakit korupsi-kolusi-nepotis harus diobati dengan tindakan penegakan hukum yang seadil-adilnya dan jujur oleh penegak hukum yang kredibel. Penyakit kriminal untuk merampas harta dan nyawa orang harus diobati dengan tindakan pemberian lapangan kerja dan motivasi yang baik dari lingkungan sekitar. Penyakit jiwa dan rohani masing-masing harus mengunjungi secara rutin spesialis kejiwaan dan rohaniawan.

Oleh sebab itu, penyakit harus segera diobati jangan ditunda-tunda agar nantinya tidak berkembang menjadi kronik bahkan akut, atau bahkan bisa-bisa menginfeksi lingkungan sekitar.

Waspadalah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline