Lihat ke Halaman Asli

Raja Lubis

TERVERIFIKASI

Pekerja Teks Komersial

Abidzar Al Ghifari dan Tanggung Jawab Seorang Aktor

Diperbarui: 4 Februari 2025   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat pemain utama Business Proposal. Abidzar, kedua dari kiri. | Sumber: dokumentasi Falcon Pictures

Saya selalu bilang bahwa menjadi aktor itu nggak gampang. Nggak sekadar lenggak-lenggok di depan kamera, terus selesai begitu saja. Apalagi sebagai aktor film, ada banyak tahapan yang harus dilalui. Mulai dari casting, big reading, workshop, syuting, hingga promosi ketika filmnya akan tayang.

Bagian terakhir yang saya sebut, adalah bagian krusial bagi seorang aktor. Ketika promosi, aktor memikul tanggung jawab yang besar dari sebuah karya yang dibuat oleh puluhan bahkan hingga ratusan orang. Jika tak pandai menempatkan diri, apa yang terjadi saat promosi bisa jadi bumerang bagi karir dan karyanya.

Itulah yang sedang terjadi pada aktor muda Abidzar Al Ghifari, yang didapuk menjadi pemeran utama dalam film Business Proposal, yang diadaptasi dari webtoon terkenal Korea Selatan.

Awal mula kegaduhan

Secara rilisan media, Business Proposal memang diadaptasi dari webtoon yang berjudul "The Office Blind Date". Sebelumnya, webtoon ini pernah dibuat drama Korea (drakor) sebanyak 12 episode dengan judul Business Proposal. Maka nggak heran, jika banyak warganet terutama fans menganggap bahwa Business Proposal diadaptasi dari series-nya bukan dari webtoon-nya.

Tapi bukan itu yang menjadi masalah utama.

Sebagian fans mengganggap pemilihan Abidzar kurang cocok untuk memerankan karakter CEO yang sangat tampan. Mereka banyak menyebut beberapa aktor Indonesia yang dianggap punya looks mirip dengan Ahn Hyo-seop, pemeran CEO versi drakornya.

Tentu nggak ada yang salah dengan harapan para fans. Setiap penggemar boleh saja berekspektasi. Tapi sebagian dari mereka terlalu berlebihan hingga menghina dan meledek fisik Abidzar yang dianggap "aura Magrib".

Intensitas polemik makin meningkat saat potongan wawancara Abidzar tersebar di media sosial. Dalam potongan tersebut Abidzar mengaku tidak pernah menonton series-nya dan akan menciptakan karakter sendiri.

Sontak, jawaban Abidzar ini dianggap sombong dan tidak menghormati material aslinya. Padahal kalau dicermati lebih dalam, maksud Abidzar adalah soal bagaimana cara dia melakukan pendalaman karakter. Tapi ego sebagian fans kadung tersakiti. Mereka menganggap bahwa tidak menonton materi aslinya adalah sebuah dosa besar.

Sayangnya, tidak belajar dari kesalahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline