Lihat ke Halaman Asli

Raja Lubis

TERVERIFIKASI

Pekerja Teks Komersial

Kompasianival 2024, Gadis Kretek di Antara Buku dan Film

Diperbarui: 13 November 2024   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Swafoto bersama Ratih Kumala di Kompasianival 2024/dokumentasi pribadi Raja Lubis

Serial Gadis Kretek baru saja membawa pulang tiga piala terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2024. Pada gelaran FFB ke-37 ini, Gadis Kretek berhasil meraih penghargaan Serial Web Terpuji, Sutradara Terpuji (Ifa Isfansyah, Kamila Andini), dan Pemeran Pembantu Pria Terpuji (Arya Saloka).

Sebelumnya, serial ini pun banyak menuai penghargaan dan respons positif dari penonton Indonesia hingga internasional. Termasuk memenangkan Best Mini Series-International Competition Program dalam Seoul International Drama Awards 2024.

Serial ini diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala berjudul sama yang terbit pada tahun 2012. Dan di Kompasianival 2024 yang diselenggarakan pada 2 November 2024 di Chillax Sudirman, Jakarta, Ratih Kumala berbagi kiat proses menulis kreatif, termasuk soal belakang layar Gadis Kretek.

Meracik saus fiksi ala Ratih Kumala

"Saya bukanlah penulis yang kehabisan ide", ujar Ratih Kumala di Kompasianival 2024

Dalam pemaparannya, Ratih Kumala mengaku bukanlah penulis yang kehabisan ide. Karena menurutnya, yang harus dilakukan oleh seorang penulis adalah banyak membaca. Yang dimaksudkan dengan membaca di sini adalah bukan hanya membaca buku secara tekstual tapi juga membaca lingkungan dan masyarakat.

Menemukan ide dari banyak membaca masyarakat adalah tips pertama yang dikemukakan Ratih agar mampu membuat karya tulis yang baik.

Setelah menemukan ide dasar, kemudian memilih dan memilah ide mana saja yang harus dikembangkan, seorang penulis juga harus mampu mengawinkan ide tersebut dengan tema dan genre yang cocok.

"Ada yang tahu perbedaan tema dan genre?", Ratih Kumala membahas soal ini dengan melemparkan pertanyaan ke audiens Kompasianival.

Sederhananya, tema adalah inti cerita yang akan dibahas. Sementara genre adalah aliran/bentuk dari karya tersebut. Sebuah tema bisa dikembangkan ke dalam banyak genre. Begitupun sebaliknya, sebuah genre bisa diterapkan untuk berbagai tema.

Semisal Gadis Kretek yang menurut hemat saya punya tema besar soal percintaan, tapi dikembangkan dalam genre sejarah. 

Perkawinan tema percintaan dengan genre sejarah, tidak akan menjadi suguhan yang unik tanpa didasari riset yang kuat dan mendalam. Terutama soal latar waktu yang harus solid dengan keadaan dan situasi di waktu itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline