Alhamdulillah, sudah dua hari puasa berjalan dengan lancar. Kini sudah memasuki hari ketiga, semoga tetap diberi kelancaran dan keberkahan dalam segala aktivitasnya.
Ada satu aktivitas yang hanya booming di bulan Ramadan, yakni bukber. Bukber yang merupakan kependekan dari 'buka bersama', pada esensinya adalah kegiatan silaturahim antar sesama manusia. Entah itu untuk nostalgia, membangun hubungan yang lebih baik ke depannya, atau ya sekadar bertemu saja tanpa ada tujuan tertentu.
Kegiatan bukber seakan sudah menjadi tradisi yang mengakar di negara kita. Hal ini pun banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis sebagai peluang. Semisal cafe, restoran, atau hotel yang menyediakan paket bukber dengan harga yang cukup terjangkau.
Umumnya, bukber banyak dilaksanakan di 10 hari terakhir Ramadan. Nggak jarang, ada dua agenda bukber yang bentrok waktunya, sehingga kita harus memilih salah satu atau malah tidak keduanya.
Sebagai ajang untuk mempererat hubungan yang sedang berjalan, bukber bisa menjadi ajang pertemuan yang 'sehat' antar rekan kerja atau teman-teman sekomunitas.
Tapi sebagai ajang nostalgia, bukber bisa menjadi ajang silaturahim dengan teman lama yang mungkin sudah jarang bertemu. Misal reuni dengan teman-teman semasa sekolah atau kuliah.
Bukber dan kriteria 'teman lama'
Jika saya ditanya, apakah berkenan bukber dengan teman lama, jawaban saya bisa 'Yes' bisa juga 'No'. Terlebih dahulu, saya perlu mendefinisikan seperti apa kriteria 'teman lama' itu sendiri.
Untuk kriteria pertama bolehlah saya persepsikan bahwa yang dimaksud dengan teman lama adalah orang atau sekelompok orang yang pernah kenal dengan saya tapi tidak lagi berkomunikasi secara intens di masa kini. Teman-teman SD misalnya.
Terakhir saya reuni dengan teman-teman SD sekitar tahun 2016. Dan setelahnya tidak ada lagi komunikasi untuk mempererat komunikasi. Walaupun ada grup WA (WhatsApp), itu pun tidak semua teman satu kelas bisa terkonfirmasi nomor WA-nya.
Untuk kriteria teman lama seperti ini, saya cenderung menolak ajakan bukber. Bukan apa-apa atau nggak mau silaturahim, tapi jika sudah lama tidak berkomunikasi, sulit sekali untuk memulai obrolan. Yang ada bukber malah jadi momen canggung antara satu sama lain.
Dari kriteria teman lama seperti ini, seenggaknya yang komunikasinya masih bisa ter-mantain dengan baik adalah dengan teman-teman SMA. Tanpa mengesampingkan teman SD/SMP, secara kolektif saya memang merasa lebih dekat dengan teman satu kelas semasa SMA. Sebut saja 'Enrichment'.