Lihat ke Halaman Asli

Raja Lubis

TERVERIFIKASI

Pekerja Teks Komersial

"Pemukiman Setan", Horor Seru dan Sadis, tapi Lemah di Penceritaan

Diperbarui: 29 Januari 2024   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alin si protagonis utama/Dokumentasi Magma Entertainment

Salah satu jenis film horor yang saya sukai adalah horor yang hanya punya latar waktu satu malam saja. Dengan kata lain, ceritanya terjadi dan selesai di satu waktu saja. Jenis film seperti ini tidak berpotensi membuat bingung atas dimensi waktu yang digunakan, sehingga saya bisa fokus pada keseruan yang dihadirkan.

Di deretan film impor, saya paling suka Ready or Not (2019) yang menceritakan seorang pengantin wanita yang harus lolos dari permainan maut keluarga sang suami sebelum matahari terbit. Sementara di daftar film Indonesia, ada Rumah Dara (2009) dan Sebelum Iblis Menjemput (2018) yang juga menghadirkan keseruan dalam waktu satu malam saja.

Film horor Indonesia terbaru Pemukiman Setan, masuk ke dalam jenis ini. Tentunya sangat mudah untuk saya melangkahkan kaki ke bioskop, sekadar pengin tahu apa dan bagaimana keseruan yang dihadirkan oleh film produksi Magma Entertainment dan Rapi Films ini.

Aksi perampokan yang membawa petaka

Kehidupan ekonomi yang sulit bisa membuat orang berbuat kriminal. Dan itu terbukti di kehidupan nyata. Mereka-mereka yang sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama urusan perut, cenderung bertindak di luar nalar meskipun mereka tahu tindakannya salah dan penuh risiko.

Tiga orang sahabat, Fitrah (Daffa Wardhana), Gani (Bhisma Mulia), dan Zia (Ashira Zamitha) memutuskan untuk 'namu' ke sebuah rumah di perkampungan terpencil yang konon memiliki barang-barang antik yang sangat berharga.

Rencana mereka diketahui oleh Alin (Maudy Effrosina), tetangga mereka di rumah susun yang juga sedang mengalami himpitan ekonomi. Alin yang hanya hidup bersama adiknya yang masih kecil, memaksa mereka untuk melibatkannya dalam aksi perampokan tersebut.

Premis tentang aksi perampokan sebuah rumah oleh sekelompok anak muda dengan alasan ekonomi, tentu dengan mudah mengingatkan kita pada Don't Breathe (2016). Bedanya, soal siapa lawan yang akan dihadapi perampok di rumah yang menjadi target mereka. 

Dalam Don't Breathe yang harus perampok hadapi adalah seorang veteran perang yang sangat terlatih meskipun ia tua dan buta. Sementara dalam Pemukiman Setan, mereka harus menghadapi Sukma Paratrika (Adinda Thomas), seorang wanita jahat yang merupakan titisan Mbah Sarap. 

Mbah Sarap sendiri adalah dukun terkenal di masa lalu yang sudah bersumpah untuk membunuh seluruh manusia. So, siapa pun yang terjebak di rumah itu tentu tidak akan bisa lolos dari kematian.

Kira-kira lebih menakutkan mana, terjebak bersama veteran perang yang terlatih atau wanita titisan iblis yang sangat jahat?

Pengadeganan seru dan sadis, efek visual memukau

Lepas dari premis utamanya tentang perampokan, yang menjadi highlight adalah bagaimana Pemukiman Setan menghadirkan keseruan dari usaha perampok kabur dari rumah tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline