Rasanya baru kemarin saya menulis 8 tanda cinta yang diberikan KOMiK dalam rangka ulang tahunnya yang ke-8. Kini sudah satu putaran revolusi saja, KOMiK bertambah usia.
Bisa bertahan hingga usia 9 tahun, untuk sebuah komunitas non-profit adalah suatu kedigdayaan. Hal tersebut tak akan mungkin tercapai, jika tak ada hati dan dedikasi di dalamnya.
Mengamati kiprahnya hanya dari kejauhan, saya melihat KOMiK terus bertumbuh bahkan telah berjalan jauh.
Dalam ekosistem utuh perfilman, ada organisme yang mewakili apresiasi, distribusi, produksi, hingga promosi.
Jelas pada awal mulanya, KOMiK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) mengambil posisi di apresiasi. Anggota KOMiK yang disebut dengan Komiker seringkali mengapresiasi film dengan menuliskannya di Kompasiana, tempat komunitas ini lahir.
Beragam tulisan dengan gaya dan sudut pandang yang berbeda berhasil memperkaya khazanah apresiasi perfilman kita. Terlebih dengan terbitnya KO-Magz, majalah bulanan yang dirilis KOMiK, adalah salah satu aset berharga di saat pengelolaan arsip film kita masih acakadut.
Sayangnya, pada Januari 2023, KOMiK mengumumkan edisi terakhir KO-Magz. Berhentinya majalah online ini, menjadi catatan tersendiri dalam perjalanan 9 tahun KOMiK.
Semoga berhentinya KO-Magz ini bukanlah karena berhentinya daya. Karena dalam rilisnya, KOMiK akan tetap menyemarakkan apresiasi dengan buku-buku perfilman.
Ya, saya kira ini memang soal medium ekspresi saja.
Bicara buku, alhamdulillah saya punya satu buku bersama KOMiK yang bertema perjuangan. Buat saya ini adalah satu momen yang paling berkesan.
Nggak pernah terpikir sebelumnya, saya bisa memiliki satu karya yang digarap bareng dengan mereka yang memiliki 'nada dasar' yang sama.