Senyumlah untuk semua orang, tapi hatimu jangan!
Kalimat di atas adalah penggalan lirik Senyum & Hatimu, lagu dangdut yang dipopulerkan oleh Ikke Nurjanah. Dalam lagu tersebut, Ike mengajak untuk senyum kepada semua orang. Karena sebuah senyuman bisa menebarkan aura positif. Selain itu juga bernilai ibadah.
Tapi bagaimana jika senyum yang kita lihat dari orang lain, justru malah membuat kita gelisah dan merasa tak enak hati?
Seorang dokter bernama Rose Cotter (Sosie Bacon) kedatangan pasien yang sedang bermasalah dengan psikologisnya. Pasien tersebut adalah Laura Weaver (Caitlin Stasey), seorang mahasiswa calon Ph.D.
Dalam pengakuannya, Laura melihat dosennya bunuh diri tepat di depannya. Sebelum bunuh diri, sang dosen sempat tersenyum kepadanya. Semenjak kejadian tersebut, Laura seringkali merasakan dan melihat hal-hal aneh. Semacam entitas yang (terkadang) menyerupai orang yang dikenal, atau berubah menjadi orang asing, atau menjadi siapa saja yang dikehendakinya.
Mendengar penjelasan Laura, Rose meminta Laura untuk tenang. Rose mengira Laura menderita penyakit mental akibat trauma di masa lalu yang menyebabkan ia berhalusinasi. Sontak saja, Laura merasa sang dokter tidak mendengarkan dan mengabaikan penjelasannya.
Senyum membawa luka
Tanpa basa-basi, Smile membuka filmnya dengan adegan aksi bunuh diri Laura yang dilihat langsung oleh Rose. Sebelum Laura menyayat lehernya sendiri dengan potongan vas bunga, ia tersenyum aneh kepada Rose.
Semenjak peristiwa itu, Rose mengalami banyak keanehan. Dan keanehan yang ia alami sama persis dengan apa yang digambarkan oleh Laura.
Ada apa sebenarnya dengan senyum yang ditebarkan oleh orang-orang sebelum bunuh diri?
Semenjak saya melihat trailernya di bioskop, saya langsung tertarik untuk menonton film debut perdana Parker Finn ini. Pasalnya, hanya dari sebuah senyuman saja, bisa menjadi ide cerita film. Apalagi kita tahu, bahwa senyuman itu konotasinya lebih dekat dengan kebahagiaan. Lah, film ini malah memberikan arti lain yang berseberangan pada sebuah senyuman.