Lihat ke Halaman Asli

Raja Lubis

TERVERIFIKASI

Pekerja Teks Komersial

Film "Tanda Tanya" dan Hakikat Toleransi Beragama di Lingkungan Masyarakat

Diperbarui: 17 April 2022   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda-beda tetap satu jua/canva.com

Mungkin kita sering mendengar kata toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Sejak zaman dulu di sekolah dasar, hingga di media sosial saat ini, kata toleransi ini termasuk salah satu kata yang paling populer. Kenapa bisa populer?

Toleransi ini sederhananya bisa diartikan menghargai perbedaan. Dan kita hidup dalam banyak perbedaan di dunia ini. Entah itu perbedaan suku, warna kulit, ras, agama, dan lain-lain. Bahkan contoh perbedaan yang saya sebutkan sebelumnya, memang merupakan anugerah dari Tuhan.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Artinya sebuah perbedaan itu Tuhan ciptakan agar manusia justru saling mengenal dan bersatu, bukan untuk bercerai berai. Maka di sinilah pentingnya peranan toleransi untuk menyeimbangkan tatanan kehidupan sosial budaya masyarakat.

Toleransi beragama

Saling menghargai perbedaan, pada prinsipnya berlaku terhadap semua hal yang berbeda. Sesederhana persoalan cara menikmati bubur saja antar dua makhluk bisa berbeda. Ada yang diaduk ada yang tidak. Kamu tim yang mana nih?

Namun jikalau berbicara toleransi, kata ini erat kaitannya dengan kehidupan beragama. Dalam kehidupan beragama, setidaknya kita mengenal dua jenis toleransi yakni toleransi antar umat seagama dan toleransi antar umat beragama.

Pengertian toleransi antar umat seagama adalah saling menghargai pendapat/keyakinan yang berbeda dalam satu agama. Misalnya dalam Islam ada perbedaan mengenai pelaksanaan doa Qunut di waktu salat Subuh. Ada yang membaca doa tersebut setelah bangun dari ruku' di rakaat kedua, ada pula yang tidak membacanya.

Nah, persoalan 'qunut' atau 'tidak qunut' ini adalah salah satu contoh hal yang perlu kita toleransi alias tidak perlu diperdebatkan. Perbedaan-perbedaan semacam ini masih banyak dalam Islam, terutama terkait masalah fiqih (tata cara ibadah).

Sementara toleransi antar umat beragama, adalah saling menghargai keyakinan antar umat beragama yang ada di Indonesia. Dilansir dari laman indonesia.go.id, ada enam agama yang diakui di Indonesia yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Setiap agama memiliki keyakinan masing-masing. Maka, toleransi antar umat beragama menjadi penting salah satunya dengan tidak memaksakan kehendak kepada agama lain dan turut serta menghormati tata cara peribadatannya.

Namun, penting untuk dicatat, toleransi antar umat beragama ini bukan berarti saling melebur akidah/keyakinan karena keyakinan itu bersifat prinsipil. Tapi toleransi antar umat beragama ini lebih kepada hal muamalah atau hubungan sesama manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline