Lihat ke Halaman Asli

raja napitupulu

Penulis berprofesi sebagai jurnalis sekaligus masih menempuh studi doktor di UGM

UIN Suka-Jiwa Tebarkan Semangat Literasi Era Milenial

Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

YOGYAKARTA, 24 AGUSTUS 2019 -- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta bekerja sama dengan Jogja International Writing Academy (JIWA) mengadakan lokakarya menulis bertajuk "Gemar Literasi di Era Milenial", berlangsung di Gedung Rektorat UIN Sunan Kalijaga, lantai 1, Yogyakarta. Tujuannya untuk menebarkan dan meningkatkan semangat literasi di kalangan generasi milenial.

"Literasi bagi generasi milenial menjadi salah satu tantangan yang wajib dihadapi oleh setiap masyarakat di tengah perkembangan digitalisasi saat ini," kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dn Kerjasama UIN Sunan Kalijaga Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag, dalam siaran persnya pada Lokakarya, Sabtu (24/08/2019).

Waryono menceritakan kisah Sahabat Ali yang pernah mengatakan, bahwa ilmu itu bagaikan binatang liar. Karena itu ikatlah ilmu dengan tulisan.

"Kalau kita ingin abadi, maka kita harus mendokumentasi tulisan dan pikiran kita melalui tulisan. Dengan mempunyai tulisan, kita memberikan kesempatan pada banyak orang untuk memahami ilmu dan pemikiran kita," papar dia.

Terus Menulis

Ia menjelaskan, pihaknya terus menulis hingga saat ini karena terinspirasi dari banyak tokoh Islam ternama seperti Prof Buya Hamka dan Quraish Shihab. Kedua tokoh tersebut hingga saat ini masih terus menulis dan memberi pengaruh kepada banyak orang untuk memahami Islam secara benar.

"Intinya, kekuatan tulisan sangat memengaruhi banyak orang," kata dia.

Selain itu, melalui literasi diharapkan mengurangi tingkat penyebaran hoaks di kalangan akademisi. Saat pilpres kemarin, masyarakat Indonesia diuji oleh kemajuan teknologi untuk menggunakan teknologi dalam menyebarkan berita hoaks.

"Salah satu semangat saya untuk menulis adalah saya iri dengan para mufasir yang saat itu alat tulis belum canggih, namun mampu menulis sekitar 20 kitab. Dan hari ini tulisan-tulisan beliau sudah terbaca oleh banyak umat Islam di seluruh dunia. Karena itu, mari kita terus menulis untuk bersama membangun Indonesia dan meningkatkan eksistensi diri kita yang berguna bagi banyak masyarakat.," tandas dia.

Kontribusi Menulis

Hal senada disampaikan Pelaksana Harian JIWA, Raja H. Napitupulu yang menilai kegiatan penulisan sebagai salah satu upaya akademisi berkontribusi dalam masyarakat guna mendistribusikan pemikirannya secara komprehensif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline