Lihat ke Halaman Asli

raja hakim

Tetap menulis walaupun tanpa tangan

BINTADA "Bincang Santai Bareng Duta"

Diperbarui: 15 Desember 2021   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@woman.edu_

Beberapa perempuan mungkin memang tidak ditakdirkan untuk bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, entah karena faktor ekonomi, faktor lingkungan, ataupun keadaan lain yang memaksa mereka tidak melanjutkan pendidikan. Namun, hal ini bukan berarti kita bebas untuk memberi justifikasi buruk kepada para perempuan yang tengah berjuang untuk menyelesaikan pendidikan tingginya.

Berangkat dari keluh kesah yang diutarakan teman-teman perempuan seperjuangan yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, ternyata masih banyak diantara mereka yang mendapatkan berbagai statement negatif dari orang-orang sekitar di lingkungan tempat tinggalnya. Ternyata masih banyak orang-orang yang menyudutkan perempuan yang memilih jalan untuk menempuh ilmu lebih tinggi lagi. Mungkin beberapa dari kita tidak asing dengan berbagai ungkapan :

"Perempuan tidak perlu kuliah, nanti juga cuman ngurusin sumur, dapur, kasur"

"Anak perempuan lebih baik diam saja di rumah, tidak perlu berpendidikan terlalu tinggi"

"Jadi perempuan jangan berpendidikan tinggi, nanti laki-laki minder jadi nggak ada yang mau deketin"

Mungkin ungkapan tersebut sudah terlalu sering dianggap normal bagi sebagian lingkungan yang masih kental menganut budaya Patriarki. Namun, bukan berarti kita harus berdiam diri tanpa perlawanan dengan terus menyudutkan kaum perempuan agar tidak berpendidikan. Di era emansipasi wanita dan kesetaraan gender seperti inilah waktunya kita bersuara dan bergerak untuk memperjuangkan pendidikan bagi Perempuan. Karena pendidikan adalah hak semua orang bukan hanya hak kaum lelaki saja.

Dari beberapa kasus tersebut, kami beberapa mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang membuat sebuah gerakan yang kita namai dengan @woman.edu_ dan saat ini kami berfokus untuk mengkampanyekan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan. Sekaligus berusaha mengurangi statement buruk pada perempuan yang berpendidikan dan akan turut membersamai teman-teman yang tengah mengalami hal yang serupa.

Adapun kegiatan sosial yang kami lakukan ialah dengan berbincang dalam podcast dan melakukan live instagram bersama duta GenRe dari kabupaten Pamekasan dan kota Bontang. Hal ini dilakukan karena kami merasa bahwa misi duta GenRe untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan sejalan dengan apa yang kami inginkan.

Dari kegiatan yang kami lakukan, ternyata cukup banyak reaksi dari para audience. Ternyata masih banyak orang-orang di sekitar kita yang tanpa kita ketahui memiliki masalah sosial yang sama di lingkungan tempat tinggalnya yakni tentang justifikasi buruk terhadap perempuan yang berpendidikan. Para audience juga aktif bertanya dan mengutarakan apa yang selama ini mereka rasakan mengenai perjalanannya menempuh pendidikan. Hal ini membuat kami tergerak untuk terus memberi support system dan menemani segala proses mereka dalam menempuh pendidikan.

Demikian dan semoga dapat memberi manfaat bagi kita semua bahwa sebenarnya perempuan pun juga memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang tinggi. Jika pembaca memiliki perasaan maupun masalah yang sama di lingkungan anda, tenang anda tidak sendirian karena kami selalu ada untuk kalian. Jika ada yang ingin diungkapkan maupun ditanyakan tentang pendidikan bagi perempuan, anda bisa menghubungi kami di akun instagram kami @woman.edu_

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline