Lihat ke Halaman Asli

raja hakim

Tetap menulis walaupun tanpa tangan

Sebelas Pusaka Manusia

Diperbarui: 26 Januari 2021   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tepat saat jarum jam mengarah ke arah timur laut
Disaat itulah nafas mulai berkobar
Langkah kaki berbicara kisah yang akan terjadi
Inilah cerita tentang lembaran takdir anak cucu adam
Lima busur penyangga urat nadi
Enam tombak pembawa obor putih
Menjadi pusaka pemangku bumi
Memberi harapan kejayaan hingga maut tiba

Kehidupan memang tak seindah purnama malam
Namun sebelas pusaka utama bisa mengubahnya seindah ratusan berlian surga
Sebelas pusaka manusia yang menjadi sebuah istana indah
Tanpa mereka hidup bagaikan butiran pasir
Keheningan batin menjaga kelangsungan sebelas pusaka
Ketika obor hitam menyemburkan kebisuan
Hanya sebelas pusaka lah yang sanggup melindungi hati terdalam
Tepat saat pergolakan batin seluruh alam semesta

Sebelas pusaka anak cucu adam mesti terjaga hingga akhir nanti
Sebelum era kegelapan akan muncul 24 hasta sejak tulisan ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline