Lihat ke Halaman Asli

raja hakim

Tetap menulis walaupun tanpa tangan

Senja Terakhir dari Gubuk Ungu

Diperbarui: 23 Januari 2021   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Helmi Nfw

Senja itu.........
Waktu yang sangat kutunggu tunggu
Waktu yang menghilangkan kekacauan kalbu
Dan saat saat dimana semangat mulai berkobar 

Memang senja tak bisa dilupakan jiwa
Berat jika harus berjalan menatap senja yang terakhir
Suara suara merdu pemuda lintas utara
Canda tawa ria anak anak pinggiran kota
Kecerdasan mereka yang muncul dari balik jerami putih
Kesetiaan tak terbatas penghuni gubuk ungu
Semua itu adalah lembaran suci kenangan penuh pesona

Tapi sayang kini matahari telah berputar ke ufuq barat
Tiada logam yang tak meleleh
Tiada awal yang tak berakhir
Burung merpati telah kembali dalam keheningannya
Tiba saatnya untuk pergi berjalan pelan
Menuju kesunyian malam yang amat memberatkan sukma

Setapak demi setapak begitu menyayat kaki
Semua yang kulakukan memang menyiksa batin
Sekarang dengarkanlah alunan lembut biola itu
Rasakan suara mengayun nan lirih piano tua itu
Renungkan nyanyian gadis berambut biru itu
Aku akan segera pergi ke arah barat
Pertapaan kini telah menanti
Jiwaku memang boleh pergi namun hatiku hanya akan melekat di gubuk ungu ini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline