Lihat ke Halaman Asli

Koalisi Capres - Cawapres Berdasarkan Elektabilitas!

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Koalisi CAPRES - CAWAPRES berdasarkan ELEKTABILITAS !

-

Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan. Elektabilitas Jokowi tinggi berarti Jokowi memiliki daya pilih yang tinggi. Untuk meningkatkan elektabilitas maka harus "pas" dicari strategi yang tepat sesuai keinginan pemilih. Misal kejujuran pada Jokowi atau bersih dari masa lalu. Tapi bisa saja hal itu hanya wacana di media ? Hanya pemilih yang ikut lembaga survai ?

-

Sedangkan popularitas adalah tingkat keterkenalan di mata publik. Meskipun populer belum tentu layak dipilih. Misal Prabowo, dia terkenal dari dulu. Sejak penculikan aktifis dan peristiwa Trisakti atau setelah jadi mantu pak Harto. Prabowo populer, tapi layakkah dipilih? Tergantung pemilihnya.

-

Karena elektabilitas Jokowi tinggi, maka cawapres tidak jadi soal, walau mempengaruhi juga. Dari berita di media cawapres Jokowi mengerucut pada JK atau Samad. Siapapun yang dipilih Jokowi tidak akan menjadi persoalan. Bahkan menjadi satu kajian, jika dipilih Samad mungkin arahnya pada hukum dan korupsi. Jika JK lebih kearah perekonomian dan penguasaan masalah atau diplomasi "kericuhan" yang akan timbul. Jika fokus ke "revolusi mental" saya saran pilih saja JK. Tapi jika fokus pada "pembersihan" birokrasi dari korupsi, pilih Samad.

-

Lalu siapa cawapres Prabowo ? dikira Hatta sudah bulat dipilih Prabowo, nyatanya bikin pusing juga. Menjadi masalah koalisi partai jika mensyaratkan "jabatan". PPP kecewa jika Hatta yang dipilih, sebab sebagian besar pemilih PPP ingin SDA yang jadi cawapres (*walau ada kabar SDA akan masuk bui KPK karena tersandung persoalan korupsi pemondokan haji). Lain lagi PKS yang mensyaratkan AHER atau ANNIS untuk cawapres Prabowo ! Malu2-in PILPRES hanya untuk bagi jabatan, untuk kepentingan partai. Bukan untuk kepentingan rakyat dan bangsa.

-

Pemain lain yang bingung adalah DEMOKRAT. Partai ini tidak punya tokoh yang elektabilitasnya tinggi. Hanya ada DAHLAN (*warga SUMUT dan DKI ragu pada Dahlan, soalnya PLN sering mati). Saking bingungnya SULTAN masuk ke radar Demokrat. Ketika ditanya sama Sultan tentang hal itu, rasanya seperti mimpi di siang hari bagi Sultan. Juga sangat jadi terlihat bodoh tentang konvensi yang dibuat Demokrat. Alasannya Elektabilitas Sultan !

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline