Lihat ke Halaman Asli

CU Kebebasan Finansialkah?

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat menggelitik bila kita membaca halaman depan sebuah buku yang berjudul: Credit Union Kenderaan menuju kemakmuran terbitan tahun 2012.  Resensi buku  CU oleh Kepala Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM  Revrisond Baswir  di harian Kompas  minggu ,14 juli 2013 telah mewanti-wanti  dengan analisa yang mengharapkan agar adanya tinjauan ulang atau revisi cetak ulang .Penyebarluasan ajaran tersebut di tinjau ulang kembali secara sungguh-sungguh.

Apa alasan sehingga Revirsond Baswir menyarankan hal diatas.Tentunya tidak terlepas dari isi buku tersebut. Ia menganalisa dari hal latar belakang  CU berdiri, tentunya dalam uraian buku tersebut menjelaskan bahwa Credit Union adalah not for profit cooperative institution yang diuraikan dihalaman 2 . selanjutnya Lembaga keuangan koperasi yang dimiliki dan dikendalikan oleh anggotanya. maka sebagaimana halnya koperasi simpan pinjam pada umumnya.

Selanjutnya faktor apa yang melatar belakangi Penggunaan CU sebagai pengganti ungkapan koperasi simpan pinjam, kembali lagi kita menelusuri sejarah CU itu sendiri. Mereka adalah dari Inggris Robert Owen, dari Jerman Franz herman Schulze-delitzh dan F.Wilhem Raiffeisen. jelas mereka mengakui  7 prinsip koperasi rochdale sebagaimana dianut dan diperbaharui oleh International Cooperative Alliance (ICA) ha; 7-8

Di halaman 20 juga menguraikan konteks sejarahnya di pedalaman kalimantan Cu sejatinya adalah mempunyai ciri khas pelayanan Sosial gereja dan tentunya dikususkan pada masyarakat dayak .Setrategi keduanya inilah yang memungkinkan agak riskan dalam pengembangan usahanya.

Citra ini sebagai bentuk pelayanan sosial gereja apakah dapat melebarkan sayapnya diluar umat agama lain sebagai potensi peningkatan jumlah anggotanya tentunya andapun bisa menjawabnya.

Walau sesunggunya aspek kelembagaan yang menjadi muatan dalam dua bab terakhir, sebagaimana judul diatas adalah keberlanjutan dan rencana sukses CU Bagaimana  menjawab tantangan pencapaian kebebasan finansial sebagai bagian dari upaya pembebasan masyarakat.

Adalah masalah yang justru menjadi kontradiktif dari sejarahnya secara berlahan-lahan CU tergelincir kedalam jebakan nilai-nilai kapitalisme. Padahal sebagai non frofit cooperative institution menjadi suatu institusi yang hidup dan berkembang harus mampu mencetak laba. (hal 85) . Hal serupa juga dapat di simak pada dipilinya program magister managemen (MM) yang didominasi nilai-nilai kapitalisme sebagai program pendidikan lanjutan oleh para kader CU (hal 151)

Inilah keprihatinan yang sangat mendalam dari Revrisond Baswir Pengadopsian ajaran kebebasan finasial absolut pada bab terakhir buku tersebut di ungkapkan menurut ajaran yang dikembangkan antara lain oleh Anthony Robbins dan Robert T kiyosaki, seseorang hanya mampu mencapai tingkat kebebasan finansial absolut bila mampu memperoleh "pendapatan pasif" yakni memperoleh pendapatan  tanpa mengerjakan apapun". dihalaman 240 menjelaskan tingkatan tersebut hanya mungkin dicapai bila seseorang beralih dari seorang pekerja menjadi kapitalis.

Nah jelas sekali kontardiksinya yang a historis apakah demikian CU diarahkan kepada kapitalis dan sengaja untuk mencetak para kapitalis ? sangatlah sulit kita mengatakan bahwa koperasi diarahkan menuju kearah sana, sebagaimana kerangka berpikir koperasi yang dianut Schuze-Delizch serta Reiffeisen.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline