Lihat ke Halaman Asli

Raisya Kamila

Mahasiswi Psikologi di Universitas Andalas

Mahasiswa Psikologi Universitas Andalas Berhasil Laksanakan Edukasi Mitigasi Banjir di SDN 12 Sungai Sapih

Diperbarui: 8 Januari 2024   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edukasi Mitigasi Bencana Banjir di SDN 12 Sungai Sapih. Sumber: Dokumen pribadi

Beberapa waktu terakhir, sejumlah wilayah di Indonesia mengalami cuaca ekstrem. Hal ini disampaikan pada siaran pers oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada akhir bulan Desember lalu. Pihak BMKG menuturkan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Papua Barat, dan Papua selama periode 31 Desember 2023---2 Januari 2024.

Sumatera Barat termasuk ke dalam wilayah yang terdampak cuaca ekstrem menurut BMKG. Salah satu daerah di Kota Padang, Sumatera Barat yang rentan mengalami banjir akibat cuaca esktrem ini ialah Kecamatan Kuranji. Kondisi wilayah yang berada pada dataran rendah dengan daerah resapan terbatas, selokan yang dangkal, dan sistem saluran air yang bermasalah dicurigai sebagai alasan yang membuat daerah ini cukup rawan mengalami banjir. Terlebih di musim penghujan seperti 3 bulan terakhir (September -- Desember) yang mana seringkali terjadi hujan lebat dengan durasi yang cukup lama dan curah hujan yang tinggi.

Bencana banjir berdampak pada seluruh lapisan masyarakat, dan menyebabkan kerugian materil serta efek yang signifikan pada kesehatan mental, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak tersebut tidak hanya dialami oleh usia dewasa dan lansia, tetapi juga anak-anak. Berdasarkan hasil wawancara terhadap orangtua dan anak, ditemukan bahwa anak-anak sebagai penyintas bencana belum terlalu memahami bahaya banjir serta hal-hal yang seharusnya dilakukan ketika banjir. 

Hal ini ditunjukkan dari masih banyaknya anak-anak yang bermain di dalam genangan air banjir, yang sejatinya tidak aman dan membahayakan kesehatan. Maka, untuk mengatasi permasalahan tersebut mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Andalas mengusung sebuah intervensi nonklinis berupa kegiatan yang bertajuk "Edukasi Mitigasi Bencana Banjir" untuk anak-anak kelas 5 di salah satu sekolah yang berada di Kecamatan Kuranji, yakni SDN 12 Sungai Sapih. Kegiatan yang juga merupakan tugas akhir dari mata kuliah Psikologi Bencana ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Januari 2024.

Adapun rangkaian kegiatan "Edukasi Mitigasi Bencana Banjir" terbagi menjadi empat sesi, yakni pembukaan, penyampaian materi, ice breaking, dan penutupan. Pada sesi pertama yakni pembukaan oleh MC, keenam mahasiswa memperkenalkan diri kemudian dilanjutkan dengan sharing pengalaman beberapa siswa ketika banjir terjadi.

Lalu, pada sesi kedua yakni penyampaian materi, para siswa diperkenalkan mengenai definisi, penyebab, dampak, dan tahapan mitigasi banjir yang terbagi atas sebelum, saat, dan setelah banjir. Selain itu, pemateri juga menyampaikan apa saja persiapan untuk mengurangi risiko banjir selanjutnya. Penyampaian materi tidak hanya dilakukan secara satu arah, tetapi juga dua arah yang melibatkan partisipasi aktif dari para siswa-siswi. Pemateri memberikan sejumlah pertanyaan yang nantinya didiskusikan bersama.

Sesi penyampaian materi. Sumber: Dokumen pribadi

Sumber: Dokumen pribadi

Selanjutnya, pada sesi ketiga yaitu ice breaking, para siswa-siswi diajak untuk memainkan games sederhana dengan tujuan untuk menyegarkan pikiran sekaligus menguji konsentrasi. Terakhir, kegiatan ini ditutup dengan sesi dokumentasi.

Pelaksanaan edukasi "Mitigasi Bencana Banjir" berjalan sangat lancar. Para siswa dapat menyimak penyampaian materi dengan sangat baik dan antusias. Hal ini juga didukung oleh sambutan yang baik dari pihak sekolah SDN 12 Sungai Sapih. Harapannya, dengan adanya kegiatan ini penyintas anak-anak dapat lebih waspada dan mengetahui hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana banjir terjadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline