Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Lebih dalam Marxisme Sebagai Teori Terpopuler dalam Sastra Indonesia

Diperbarui: 2 Januari 2025   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karl Marx di tengah kerumunan massa, memimpin demonstrasi proletar dengan penuh semangat & AI Chat GPT

Sastra adalah bentuk ekspresi kreatif manusia yang memanfaatkan bahasa sebagai medium utama. Karya sastra mencakup berbagai bentuk seperti puisi, prosa, drama, dan novel yang bertujuan menyampaikan pengalaman, emosi, dan gagasan. Melalui sastra, keindahan bahasa tidak hanya menjadi alat estetis, tetapi juga medium untuk mengomunikasikan makna mendalam dan kritik terhadap berbagai aspek kehidupan, baik realitas maupun imajinasi.

Teori sastra, di sisi lain, adalah disiplin yang mempelajari prinsip-prinsip, metode, dan pendekatan dalam memahami karya sastra. Teori ini menyediakan kerangka analisis untuk mengeksplorasi makna, struktur, fungsi, dan konteks sastra. Dengan teori seperti Marxisme, strukturalisme, feminisme, dan lainnya, pembaca dapat lebih memahami bagaimana karya sastra mencerminkan, memengaruhi, atau bahkan mengkritisi masyarakat, budaya, serta ideologi di zamannya.

Sejarah Munculnya Marxisme dan Pemikiran Karl Marx

Marxisme adalah paham yang mengikuti pandangan-pandangan Karl Marx, seorang filsuf, pakar ekonomi politik, dan teoritikus sosial dari Prusia. Meskipun Marx menulis tentang berbagai topik, ia paling dikenal karena analisisnya tentang sejarah, yang ia pandang sebagai perjuangan antar kelas sosial. Dalam pembukaan Manifesto Komunis, Marx menyatakan bahwa sejarah masyarakat adalah sejarah konflik kelas.

Ideologi Marxisme muncul sebagai reaksi terhadap kapitalisme. Marx melihat bahwa kapitalisme memungkinkan kaum borjuis (pemilik modal) mengumpulkan kekayaan dengan mengorbankan kaum proletar (pekerja). Proletar seringkali hidup dalam kemiskinan, bekerja berjam-jam dengan upah rendah, sementara hasil kerja mereka dinikmati oleh borjuis. Menurut Marx, ketimpangan ini disebabkan oleh sistem kepemilikan pribadi dan penguasaan kekayaan oleh segelintir orang kaya. Untuk mengatasi masalah ini, ia mengusulkan penggantian kapitalisme dengan komunisme, sebuah sistem yang diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan bagi semua.

Marxisme dalam Sastra

Dalam konteks sastra, ideologi menurut Marx mencerminkan gagasan, keyakinan, dan pandangan yang berasal dari aktivitas material masyarakat. Sastra dianggap sebagai hasil dari proses produksi ideologi yang terkait dengan kelas sosial tertentu. Namun, sebelum menjadi alat produksi ideologi, sastra terlebih dahulu merupakan representasi ideologi sosial pengarangnya sebagai anggota masyarakat.

Sastra tidak berdiri sendiri, tetapi dibentuk oleh struktur sosial dan ekonomi masyarakat tempatnya lahir. Ideologi yang terkandung dalam karya sastra sering kali mencerminkan perjuangan kelas atau kondisi sosial tertentu. Dengan demikian, pendekatan Marxisme dalam sastra berfokus pada bagaimana karya sastra merepresentasikan hubungan kekuasaan, eksploitasi, dan perjuangan kelas dalam masyarakat.

Definisi Kelas Sosial

Dalam teori kelas Marx, masyarakat terbagi menjadi dua kelompok utama:

  1. Borjuis: Pemilik alat produksi seperti pabrik, tanah, atau mesin.
  2. Proletar: Pekerja yang menjual tenaganya kepada borjuis karena tidak memiliki alat produksi sendiri.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline