Filsafat bahasa sebagai salah satu cabang filsafat yang memang mulai dikenal dan berkembang ketika para filsuf mulai sadar bahwa terdapat banyak masalah-masalah dan konsep-konsep filsafat baru dapat dijelaskan melalui analisis bahasa seperti dikatakan (Davis, 1976) dalam (Kaelan, 1998: 5) bahwa bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat. Secara etimologi filsafat itu merupakan sebuah bahasa yang asal-usulnya diambil dari bahasa arab yakni falsafah yang notabene bahasa aslinya diadopsi dari bahasa yunani yaitu philoshopia. Kata philoshopia ini terdiri dari dua inti kata yakni Philos/Philein yang memiliki arti cinta, dalam hal ini cinta didefiniskan seluas-luasnya, yaitu cinta yang berkaitan dengan rasa"ingin", sedangkan shopia memiliki makna kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Sehingga secara harfiah filsafat memiliki makna rasa cinta atau rasa ingin terhadap sebuah kebijaksanaan. Dalam filsafat untuk mendifiniskan sesuatu secara mendalam diperlukan sebuah proses yang disebut sebagai proses berfikir dimana proses ini memacu kita untuk melakukan perjalanan atau penjelajahan fikiran yang harus dilakukan secara mendalam (radikal). Aristoteles pernah mengungkapkan ide pemikirannya yang berkenaan dengan proses berfikir seorang filsuf. "Apabila kamu ingin menjadi seorang filsuf maka berfilsafatlah, dan apabila kamu tidak mau menjadi seorang filsuf maka kamu juga harus berfilsafat". Dari ungkapan yang disebutkan oleh aristoteles tersebut kita dapat simpulkan bahwa setiap manusia yang memiliki akal dan pemikiran dalamhidupnya tidak akan pernah jauh dari sebuah proses filsafat, karena pada dasarnya setiap manusia akan bertanya-tanya tentang segala aspek yang ada dan muncul di dunia ini. Sebagai contoh, ketika seseorang setuju dengan kehadiran filsafat sebagai sebuah ilmu maka ia akan memiliki alasan dan dasar pemikiran yang kuat tentang kesetujuannya, begitupun sebaliknya ketika seseorang tidak setuju dengan kehadiran filsafat sebagai sebuah ilmu, maka ia harus memiliki dasar pemikiran yang kuat mengapa ia tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa manusia akan selalu berfikir dan berfilsafat setiap saat karna manusia dilahirkan dengan akal dan ide. Ada dua cara berfikir seorang filsuf, yang pertama adalah berfikir secara rasional. Berfikir secara rasional artinya berfikir secara logis, sistematis dan juga kritis. Yang kedua adalah berfikir secara radikal, artinya seorang filsuf harus tidak terpaku terhadap satu fenmena saja dan tidak berhenti pada satu pemahaman sehingga permasalahan dapat dipecahkan secara mendalam. Tujuan utama filsafat adalah mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan manusia sebanyak mungkin dan merangkainya dalam sebuah rangkaian yang sistematis, kemudian, filsafat membawa kita terhadap sebuah pemahaman yang akan membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Filsafat merupakan sebuah bentuk analisa yang hati-hati terhadap sebuah penalaran sebuah masalah, filsafat merupakan perenungan yang mengusahakan kejelasan, keruntutan pada sebuah fenomena. Jika dalam sekelompok manusia tidak adaalat yang dinamakan bahasa maka keberlangsungan kelompok tersebut akan ada pada titik kepunahan karna dengan adanya bahasa menunjukkan sebuah kebudayaan bangsa dan jika tidak ada bahasa maka hilanglah bangsa tersebut. Dengan demikian siapapun orangnya maka mereka akan selalu berkutat dan melakukan relasi denga bahasa begitupun dengan filsuf, sehingga bahasa danfilsafat akan memiliki kaitan yang erat karena pemikiran dan ide yang muncul pada zaman filsafar kuno sampai sekarang pun semua ide dan pemikirannya akan disampaikan dan gambarakan melalui bahasa. Fakta-fakta telah menujukkan bahwa pemikiran dan perenungan filsuf mengenai sebuah ide akan selalu dilakukan degan menggunakan bahasa sehingga bagaimanapun alat komunikasi yang baik sebagai pembagi informasi adalah bahasa. Suatu sistem filsafat sebenarnya dalam arti tertentu dapat dipandang sebagai sebuah bahasa, dan perenungan kefilsafatan dapat dipandang sebagai suatu upaya penyusuan bahasa tersebut (Katsooff dalam Hidayat, 2014, hal. 31). Dengan kata lain, dalam memahami sebuah pemikiran filsuf atau memahami filsafat kita harus memperlajari bahasa yang digunakan dalam menguraikan filsafat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H