Lihat ke Halaman Asli

Raissa Rahmadini

A Workaholic Learner

Dimensi yang Mengerikan pada Jaringan "Human Trafficking" di China dalam Konflik Migrasi Internasional

Diperbarui: 1 Maret 2023   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Raissa Rahmadini

NIM : 07041282227135

Dosen Pengampuh : Nur Aslamiah Supli, BIAM., M.Sc


Berbicara tentang masalah Hak Asasi Manusia tentu mempunyai kaitan erat dengan salah satu kasus yang kita kenal dengan sebutan " Human Trafficking " atau " Perdagangan Manusia ". Berangkat dari kasus-kasus yang terjadi dalam dunia internasional, disini saya mengangkat Negara China sebagai salah satu negara penyumbang konflik besar di dunia. 

Tahukah kalian ? 

Negara China yang dinobatkan sebagai negara dengan penduduk terpadat di dunia. Dibalik itu semua, ternyata China memiliki jumlah korban perdagangan manusia tertinggi kedua di dunia. China adalah sumber utama dan juga negara transit dari tujuan yang signifikan bagi pria, wanita, dan anak-anak yang menjadi sasaran perdagangan orang, khususnya kerja paksa dan prostitusi paksa. Perempuan dan anak-anak dari China diperdagangkan ke Afrika , Eropa , Amerika Latin , Timur Tengah , dan Amerika Utara , terutama Taiwan , Thailand , Malaysia , dan Jepang untuk eksploitasi seksual komersial serta kerja paksa. China telah menjadi korban atau bakhan pelaku utama dari peningkatan tingkat perdagangan manusia ini, dan masalah ini akan terus berlanjut sampai lebih banyak orang menyadari kekejaman mengerikan telah terjadi.

Perdagangan manusia adalah eksploitasi paksa yang bertentangan dengan dasar-dasar kemanusiaan. Meskipun terutama memanifestasikan dirinya dalam bentuk kerja paksa dan perbudakan modern, perdagangan manusia juga dapat berlaku untuk masalah lain seperti perdagangan seks, kriminalitas paksa dan pengambilan organ secara paksa. Human Trafficking sendiri bersifat laten karena ketidaktahuan mengenai unsur-unsur terkait TPPO yang meliputi proses, cara, dan tujuan eksploitasi, sehingga sulit membedakan dengan bentuk kekerasan lainnya.

Saat ini Human Trafficking telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan. Modus yang ada juga semakin berkembang dan canggih seiring perkembangan jaman dan keterbukaan informasi. Migrasi internasional merupakan fenomena yang selalu aktual dalam sejarah peradaban manusia. Fenomena ini merupakan penjelasan atas sistuasi kehidupan manusia yang terhubung satu dengan yang lain. Meningkatnya volume migrasi dalam masyarakat modern yang telah terglobalisasi, merupakan pertanda telah memudarnya atau terbukanya isolasi-isolasi sosial, budaya, ekonomi dan politik global. 

Migrasi internasional dipengaruhi juga oleh faktor ekonomi.Globalisasi telah membawa konsekuensi-konsekuensi secara langsung dalam bidang ekonomi di berbagai negara. Adanya pasar gelap tenaga kerja, menjadi lahan subur bagi terjadinya trafficking. Banyak migran yang terjerat jaringan mafia tenaga kerja yang mengendalikan pasar gelap tersebut.Kuatnya jaringan mafia tenaga kerja di pasar gelap tersebut menyebabkan migran yang sudah terjebak di dalamnya sulit untuk keluar. Bahkan institusi sekelas negara pun seringkali tidak berdaya menghadapi jaringan mafia tersebut. Jaringan kriminal China telah memperluas jejak mereka di kantong-kantong yang relatif tanpa hukum di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir

Perdagangan manusia ke Tiongkok (China) merupakan sebuah kejahatan transnasional yang melibatkan para agen dengan membangun jaringan yang terorganisir. Salah satu kejahatan yang memakan banyak korban di China adalah perdangan manusia bermodus menjajikan pekerjaan bagi para imigran yang kemudian pada akhirnya para imigran itu dijadikan sebagai budak. Mayoritas korban perdagangan manusia yang di tujukan ke China rata-rata berumur 13-24 tahun dan sumber utama perdagangan manusia yang di tujukan ke Tiongkok berasal dari Great Mekong Sub Region (GMS) yakni Vietnam, Kamboja, Thailand, Laos, dan Myanmar. Korban diperdagangan pertahun di wilayah GMS banyak korban dari negara GMS yang datang ke China untuk dieksploitasi. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi yang tergolong berkembang serta berkembangnya migrasi tenaga kerja lintas batas membuat peluang terjadinya perdagangan narkoba dan perdagangan manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline