Nganjuk -- Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memberikan pembelajaran secara interaktif dan inovatif Aksara Jawa. Mahasiswa Unesa yang sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Salah satu jurusan yang ada dalam kelompok 53 Bajulan tersebut dari jurusan Bahasa Jawa. Bentuk salah satu program kerja pembelajaran Bahasa Jawa yang dilaksanakan untuk mendukung digitalisasi Desa Bajulan.
Bahasa Jawa merupakan salah satu budaya yang harus tetap dijaga kelestariannya. Bahasa Jawa menjadi bahasa yang diminati para anak usia dini. Dalam bahasa Jawa terdapat pembelajaran Aksara Jawa yang merupakan bentuk huruf-huruf jawa, sudah ada sejak jaman nenek moyang. Sehingga kita sebagai generasi milenial memiliki tugas untuk melestarikannya supaya tetap terjaga adanya. Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang digunakan sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan sehari-hari antara seseorang dengan orang lain dalam masyarakat. Begitupun dengan aksara jawa sebagai media komunikasi dan media menyampaikan informasi pada jaman dahulu.
Utamanya anak-anak di Desa Bajulan yang semangat untuk belajar, sehingga mahasiswa KKN-T juga bersemangat untuk membagikan pengetahuan mereka ke anak-anak, utamanya SDN 1 Bajulan. "Aksara Jawa ternyata menyimpan keindahannya tersendiri sehingga sangat menarik bila dipelajari. Dengan begitu, kami bersemangat untuk berbagi salah satu peninggalan budaya Jawa yang dapat dipelajari dan bermakna untuk anak-anak milenial. Utamanya pada anak-anak SDN 1 Bajulan. Ternyata mereka juga bersemangat dan mereka merasakan pengalaman berbeda dalam mempelajari aksara Jawa ini." ujar Yurike, salah satu mahasiswa KKN-T Unesa kelompok 53 Bajulan, dari Jurusan Bahasa Jawa, (07/06/2023).
Dilaksanakan pada tanggal 2 Mei-8 Mei 2023 mengajar Aksara Jawa di Sekolah. Mengajar di kelas 1 sampai kelas 6, dengan berbagai karakter anak- anak yang berbeda-beda. Kelas 1,2 dan 3 yang sangat bersemangat untuk menulis aksara Jawa dengan pelan-pelan dan membaca secara bersamaan. Untuk kelas 4, 5 dan 6 juga bersemangat menulis dan menghafal. Pada akhir pembelajaran masing-masing kelas diberi kuis, siapa yang memenangkan kuis dengan poin terbanyak akan mendapatkan hadiah. Hal itu merupakan salah satu bentuk supaya anak-anak semangat memerhatikan pembelajaran.
Pembelajaran aksara jawa ini menggunakan metode pembelajaran tempel-menempelkan, anak-anak diberikan soal lalu akan menjawab dengan metode tersebut di papan tulis. Dan untuk materi dijelaskan dengan PPT Interaktif. Karakter anak-anak yang sebagian kecil masih sulit untuk membaca dengan benar dan tanpa terbata-bata. Dengan membiasakan membaca berulang-ulang akan dapat mencegah hal tersebut.
Salah satu upaya yang telah dilakukan dalam bidang pendidikan adalah dengan mengajarkan dan membiasakan sedari dini. Sebagaimana upaya untuk melestarikan budaya Jawa, kemudian mengenalkan dasar-dasar pengetahuan pada anak-anak sehingga mereka akan paham pentingnya budaya Jawa dan berbahasa Jawa. Dengan mengenalkan hal positif tersebut, anak akan menjunjung tinggi nilai kesopanan dan akan merasakan akan pentingnya budaya Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H