Lihat ke Halaman Asli

Raisha Fira

Mahasiswa UIN Jakarta program studi Jurnalistik

Perspektif Al-Qur'an pada Khamar dalam Sebuah Patologi Sosial

Diperbarui: 19 Juni 2024   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi @/indonesiainside.id

Khamar, atau minuman keras, sudah lama menjadi bagian dari berbagai budaya di dunia. Namun, dalam Al-Qur'an, khamar diharamkan karena dampak negatifnya yang besar bagi individu dan masyarakat. Artikel ini membahas alasan mengapa khamar dianggap merusak dan bagaimana Al-Qur'an memberikan panduan untuk menjauhinya. 

Apa Itu Khamar?

Kata "khamar" dalam bahasa Arab memiliki makna ganda, yaitu menutup secara fisik dan metaforis. Secara fisik, khamar merujuk pada penutup, seperti kerudung yang menutup aurat. Sedangkan secara metaforis, khamar diartikan sebagai sesuatu yang menutupi akal, perasaan, dan spiritualitas seseorang.

Oleh karena itu, khamar, dalam bentuk minuman keras, sangat dilarang dalam agama Islam. Konsumsi khamar dapat mengaburkan akal sehat, merusak moral, dan menjerumuskan pelakunya ke dalam perbuatan dosa.  

Jenis-jenis Minuman Keras

Khamar tidak hanya terbatas pada minuman keras, tetapi juga mencakup berbagai jenis zat yang memabukkan dan membahayakan kesehatan mental dan spiritual.

Contoh Khamar:

  • Arak: Minuman keras tradisional yang sering dibuat secara lokal.
  • Ramuan-ramuan: Campuran bahan alami yang difermentasi untuk menghasilkan efek memabukkan.
  • Narkotika dalam bentuk pil, tablet, atau serbuk: Bahan kimia yang dimodifikasi untuk menciptakan efek mabuk yang kuat.

Mengapa Khamar Berbahaya Menurut Al-Qur'an?

Al-Qur'an secara tegas melarang konsumsi khamar dalam Surah Al-Ma'idah ayat 90:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline