Lihat ke Halaman Asli

Ternyata Oh Ternyata

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian kita. Sejak kita lahir, kita sudah mulai bergabung dengan kelompok primer yang paling deket, yaitu keluarga. Kemudian dengan seiring usia dan kemampuan intelektualitas, kita masuk dan terlibat dalam kelompok-kelompok skunder seperti sekolah, lembaga agama, tempat pekerjaan dan kelompok skunder lainnya yang sesuai engan minat dan ketertarikan kita. Ringkasnya, kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita, kerena melalui kelompok, memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalamaan dan pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya.

Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya; human communicatiaon, A Revisi of approaching speech/commuication, memberikan batasan komunitas kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud ayau tujuan yang dikhendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.

Ada empat elemen yang tercangkup dalam definisi di ata, yaitu interaksi tatap muka, jmlah partisipan yang terlihat dalam nteraksi, maksud atau tujuan yang di khendaki dan kemampuan anggota untk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi angota lainnya. Kita coba  membahas keempat elemen dari batasan tersebuut dengan lebih rinci.

Teminilogi tatap muka (face to face) mengandung makna bahwa setiap kelompok harus da[at melihat dan mendengar anggota lainnya dan harus juga dapat mengatur umpan balik secara verbal maupun nonverbal dari setiap anggotanya. Batasan ini tidak berlaku atau meniadakan kumpulan individu yang sedang melihat proses pembangunan gedung / bangunan baru. Dengan demikian, makna tetep muka tersebut berkait erat dengan adanya interaksi di antara semua anggota kelompk.

Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar antara 3 sampai 20 orang. Pertimbangannya, jika jumlah partisipan melebihi 20 orang , kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi di mana setiap anggota kelompok mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Dan kerenanya kurang tetpat untuk dikatakan sebagai komunitas kelompok.

Maksud atau tujuan yang dikhendaki sebgai elemen ketika definisi di ats, bermakna bahwa maksud atau tujuan tersebut akan memberikan beberapa tipe identitas kelompok. Kalau tujuan kelompok tersebu adalah berbagi informasi, maka komunitas yang dilakukan dimaksudkan untuk menananmkan pengetahuan (to impart knowledge). Sementara kelompok yang memiliki tujuan peliharaan  dari (self-maintenance), biasanya memuuskan perhatiannya pada anggota kelompok atau struktur kelompok itu sendiri. Tindakan komunikasi yang berhasil adalah keputusan kebutuahan pribadi,kepuasan kebutuhan kolektif/kelompok bahnkan kelangsungan hidup dari kelompok itu sendiri. Dan apabilatujuan kelompok adalah upaya pemecahan masalah, maka kelompok tersebut biasanya melibatkan beberapa tipe pembuatan keputusan untuk mengurang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Elemen terakhir adalah kemampuan anggota untuk menumbuhakan karakteristik personal anggota lainnya secara akurat. Ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsng berhubungan satu sama lain dan maksud/tujuan kelompok telah terdifinisikan dengan jelas, di samping itu identifikasi setiap anggota dengan klompok relatif srtabil dan permanen. Batasan lain mengenai komunitas kelompok dikemukakan oleh Ronal Adler dan George Rodman dalam bukunyaa : Understanding Human communication. Merka mengatakan bahwa kelompok atau grup merupakan sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan tertentu ( a small collection of people who interact with each other usually face to face, over time in order to reach goals).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline