Lihat ke Halaman Asli

Love or Violence

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14143109542145956952

Cinta bagi semua orang itu hal yang wajar hingga sekarang, dahulu hingga sakarang pun banyak yang menggunakannya sebagai pondasi sebuah hubungan karena dilandasi dengan kalimat CINTA, tapi bagaimana dengan sebuah hubungan dalam pacaran menggunakan kekerasan fisik dan mental pasangannya?

Nah bagaimana dengan "KDP (Kekerasan Dalam Pacaran)" kali ini pembahasan saya adalah kekerasan dalam pacaran. beberapa hari yang lalu saya menonton video dari universitas swasta jakarta yang menampilkan potret sepasang kekasih yang saling mencintai satu sama lain tetapi sang pria menggunakan ototnya untuk melukai sang wanitanya. tokoh dalam cerita ini bernama Jaka dan melati yang sebelumnya sudah disamarkan, sebelumnya hubungan keduanya berjalan harmonis hingga sesuatu yang membuat keharmonisan tersebut merubah segalanyanya.

Film ini saya gabungkan kedalam beberapa aspek psikologi komunikasi berikut 1) Aspek Pendekatan Tentang Perilaku Manusia ; 2) Persepsi & Attribusi ; 3) Sikap dan Prilaku ; 4) Diri

[caption id="attachment_349905" align="aligncenter" width="200" caption="evapinky.blogspot.com"][/caption]

Jaka memiliki sifat yang tempramental, karena dalam lingkungan keluargnya pun Jaka melihat ayahnya yang memaki-maki kepada ibunya dan tak jarang ayahnya pun memukuli ibunya juga. hingga berujung kepada Melati yang mendapatkan kekerasan dari Jaka dari kasus ini pendekatan yang dilakukan oleh Jaka adalah Pendekatan Behaviorismeyaitu manusia belajar dari lingkunganya dari lingkungnyalah dia berperilaku. Jaka juga memiliki sifat yang pencemburuan yang berlebihan namun disisi negatifnya seorang Jaka, Jaka juga memiliki perhatian dan sayang kepada melati. terlebih sifat Jaka yang suka berubah-ubah dalam waktu yang bersamaan terhadap melati yang disebut dengan Faktor Temporal.

Melatiadalah seorang yang ingin diperhatikan dan tak ingin sendiri, karena dari keluarganya sendiri pun ia tak mendaptkan hal tersebut ia lebih memilih untuk bekerja untuk membuat dirinya sibuk dan tak memikirkan kesendiriannya didalam rumahnya, walaupun sang ayah telah memberikannya fasilitas yang ia butuhkan. karena rasa itulah ia menjalin hubungan bersama Jaka yang ia tahu adalah seseorang yang penyayang terhadap Melati dan disebut dengan Recency Effect.

Dan demekian Semoga pasangan-pasangan diluar sana bisa menghargai dan saling bisa percaya satu sama lain dalam hubungannya dan untuk para wanita jangan mau untuk disakiti ekonominya,fisiknya, dan mentalnya pria seperti ini jauhin-tinggalin ajalah masih masih jadi pacar apa lagi kalau udah nikah nggak kebayang deh!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline