Lihat ke Halaman Asli

Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Masa Pandemi Covid-19 di SDN Cigugur Tengah Mandiri 1 Kota Cimahi

Diperbarui: 15 Oktober 2021   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terjadinya Pandemi COVID-19 menjadikan banyaknya perubahan pelaksanaan segala aktivitas di luar rumah. Tak terkecuali pada sektor pendidikan, dimana sekolah ditutup, namun pembelajaran harus tetap berjalan agar peserta didik terjamin kualitas pendidikannya sebagai nanti menjadi generasi penerus bangsa. Kondisi genting dari keadaan pandemi ini menjadikan dilaksanakannya sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Namun, sistem PJJ ini masih butuh banyak penyesuaian, tidak semua tenaga pendidik maupun siswa-siswi mudah beradaptasi dengan perubahan yang tiba-tiba, dimana pembelajaran dilakukan serba daring. Utamanya bagi tenaga pendidik yang dituntut untuk menguasai dan harus terbiasa dengan teknologi sehingga dapat membuat media pembelajaran yang menarik sehingga membuat siswa-siswi menjadi lebih tertarik dan tidak mudah bosan.

Kampus Mengajar Perintis (selanjutnya disebut KMP) atau biasa dikenal dengan sebutan Kampus Mengajar angkatan 0, adalah salah satu bentuk pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang merupakan salah satu program Kemendikbud berupa asistensi mengajar selama 2,5 bulan terhitung sejak 5 Oktober hingga 18 Desember 2020 dengan memberdayakan mahasiswa dalam membantu proses pembelajaran pada siswa-siswi di berbagai daerah yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satu sekolah dasar yang berkesempatan untuk dijadikan tempat pelaksanaan yaitu SDN Cigugur Tengah Mandiri 1, berlokasi di Jl. Jenderal H. Amir Machmud  Cigugur Tengah, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat.

Kehadiran mahasiswa di sekolah melalui program KMP dirancang untuk memfasilitasi siswa sekolah dasar dalam pembelajaran melalui media yang lebih menarik, sederhana, dan mengupayakan untuk mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari. dari sudut pandang mahasiswa, program ini dirancang untuk membangun soft skills dan hard skills seorang mahasiswa, dan menambah pengalaman perihal mengajar.

Bentuk pelaksanaan dari KMP yaitu berupa mendampingi dan membantu guru secara pendekatan teknologi, membantu administrasi, dan membantu pembelajaran perihal literasi dan numerasi. Hasil dari pelaksanaan KMP yaitu diupayakan adanya peningkatan efektivitas pembelajaran di masa pandemi. 

hasil observasi di SDN Cigugur Tengah Mandiri 1 untuk kelas 1 didapat bahwa ketika di awal pelaksanaan PJJ, sistem pembelajaran di SD tersebut menggunakn aplikasi whatsapp sebagai media berlangsungnya KBM. Hal ini dikarenakan, sebaguan besar guru sudah terbiasa menggunakan fitur whatsapp group sebagai media komunikasi.

Kegiatan KMP terbagi menjadi 2 bagian, yaitu persiapan dan pelaksanaan. ketika persiapan, mahasiswa diberikan pembekalan yang telah disiapkan oleh Kemendikbud berupa pematerian untuk menjadi bekal bagi mahasiswa sebelum terjun ke lapangan. kemudian pelaksanaan dimana mahasiswa mulai mendampingi guru di sekolah masing-masing. 

Selama kegiatan berlangsung, pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan, dimana guru-guru menjadi lebih mengenal media pembelajaran yang variatif menggunakan aplikasi yang mendukung pembelajaran.

Hadirnya program KMP memberikan dampak positif dan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat. bahkan hingga saat ini, program Kampus Mengajar telah mencapai angkatan ke-2 semenjak angkatan Perintis telah terlaksana di tahun 2020. harapannya, program ini dapat terus berkembang dan berlanjut sehingga dapat terus memberikan manfaat untuk bersama memajukan pendidikan di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline